REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Polres Kediri memeriksakan kondisi kesehatan dan kejiwaan Rada (35 tahun), pelaku penyerangan warga di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur (Jatim). "Pelaku kami amankan dan sementara ini kami kirim ke RS Bhayangkara. Kondisi pelaku, kami lihat, tersangka masih diam dan belum bersedia memberikan keterangan," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kediri, AKP Rizkika Atmadha Putra di Kota Kediri, Selasa (8/2/2022).
Dia mengatakan, pemeriksaan terhadap pelaku meliputi cek kesehatan, termasuk kondisi kejiwaan, di RS Bhayangkara Kediri, sehingga diperoleh keterangan terkait kondisi medis pelaku. Rizkika menjelaskan, saat ditangkap di rumahnya, pelaku tidak memberikan perlawanan.
Sebelumnya, pelaku sempat kabur ke kebun lalu masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang, hingga kemudian polisi datang dan menangkapnya. Korban penyerangan dan pembacokan oleh Rada 10 orang, tiga di antaranya meninggal dunia, satu kritis, dan enam lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Update korban sekitar 10 orang. Tiga orang meninggal dunia, satu kritis, enam luka. Untuk TKP (tempat kejadian perkara) kami simpulkan (ada) empat TKP," jelas Rizkika.
Hingga kini, kepolisian masih mengusut kasus penyerangan dan pembacokan oleh Rada tersebut, dengan memeriksa enam orang saksi. Pihaknya juga masih menunggu untuk memeriksa anggota keluarga Rada yang menjadi korban dan masih dirawat di rumah sakit, yakni ayah, ibu, dan adik.
Kepala Desa Pojok Darwanto mengatakan, sebelum insiden penyerangan, R sempat cekcok dengan ibunya pada Senin (7/3) pagi WIB. Kemudian, pada siang hari, pelaku mengamuk dengan membawa celurit. "Jadi siapa pun yang ada itu dibabat, yang melerai pun ikut dibabat," kata Darwanto.
Sementara itu, Ketua RT 41 Desa Pojok, Nurkholis, yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal pelaku, mengaku sempat dikejar pelaku dengan membawa celurit. Dia berhasil menghindar dan menyelamatkan diri. "Kejadiannya cepat, paling tidak sampai 15 menit. Kesehariannya orangnya tertutup," kata Nurkholis.