REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Akademisi Bidang Keairan Fakultas Teknik Sipil Universitas Medan Area (UMA) Ir Kamaluddin Lubis, MT, menyatakan bahwa Badan Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II harus secepatnya menormalisasi Sungai Deli dan Sungai Babura untuk mengatasi banjir di daerah ini.
"Harus segera dinormalisasi Sungai Deli dan Baburadengan melibatkan berbagai instansi terkait, termasuk BWS Sumatera II yang bertanggung jawab penuh atas penanganan sungai," kata Kamaluddin.
Sebab, lanjut dia, kondisi kedua daerah aliran sungai (DAS) tersebut dari total 12 sungai yang melintasi Kota Medan, mayoritas kini sudah masuk kategori tidak sehat.
Ia menjelaskan banyaknya endapan, lalu sampah dan juga mengalami penyempitan mengakibatkan buruk karakteristik aliran sungai sehingga sulit menampung debit air dari hulu sungai ketika hujan turun.
"Terbukti saat ini, Kota Medan sering dilanda banjir dan tidak terkecuali kawasan permukiman di daerah pinggiran sungai, baik Sungai Deli maupun Sungai Babura," katanya.
Ia menjelaskan kondisi itu akibat kurangnya kemampuan sungai menampung dan mengalirkan air ketika debit air tinggi, yang disebabkan berbagai faktor, di antaranya pembangunan di pinggiran sungai tanpa surat izin mendirikan bangunan.
Kemudian pembangunan di kawasan bantaran sungai untuk keperluan sepihak atau individu berdampak dengan berkurangnya dimensi dan kapasitas suatu sungai.
"Adanya pengalihan fungsi bantaran sungai menjadi perumahan penduduk, dan kurangnya kesadaran masyarakat buang sampah ke sungai. Ini jadi pemicu turunnya daya tampung sungai, sehingga air meluap memicu banjir," kata Kamaluddin Lubis.
Sebelumnya, hujan yang turun di hulu sungai di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang pada Ahad (27/2/2021) hingga Senin (28/2/2021), mengakibatkan banjir pada hilir sungai di Kota Medan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan M Husni menyebut sebanyak 56 kelurahan di 14 kecamatan terdampak banjir kiriman dan buruknya tata kelola drainase di daerah ini.
"Selain itu akibat banjir kali ini tercatat 4.306 kepala keluarga dievakuasi ke kantor lurah, sekolah dan rumah ibadah," katanya.