REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam telah melewati bulan Rajab dan memasuki bulan Syaban sebelum bulan suci Ramadhan. Nabi Muhammad SAW mengingatkan umatnya agar jangan melalaikan Syaban sekaligus memberi contoh bagaimana seharusnya Muslim yang baik di bulan Syaban.
Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) KH Ahmad Khusairi Suhaili mengatakan bulan Syaban posisinya di antara dua bulan yang mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan. Sebagaimana diketahui Rajab termasuk dalam bulan yang mulia. Setelah Syaban, ada bulan Ramadhan yang diketahui sebagai bulan yang sangat mulia serta banyak keistimewaan di dalamnya.
"Nabi Muhammad SAW dalam hadist sahih mengingatkan, karena posisi Syaban yang terjepit di antara (Rajab dan Ramadhan), jadi (Syaban) bulan yang sering terlalaikan oleh banyak masyarakat," kata Kiai Suhaili kepada Republika, Selasa (8/3/2022).
Ia menerangkan, mungkin banyak orang yang merasa sudah cukup berbuat baik saat bulan Rajab, jadi mereka hanya fokus untuk berbuat banyak kebaikan lagi di Ramadhan. Maka Nabi Muhammad dalam hadistnya mengingatkan agar jangan sampai terjebak dengan pikiran seperti ini sehingga melalaikan bulan Syaban.
Untuk itu, Rasulullah SAW langsung memberikan contoh yang baik dalam menyikapi bulan Syaban. Dalam kesaksian Aisyah radhiyallahu 'anha, Nabi Muhammad SAW banyak melakukan puasa saat memasuki Syaban.
"Artinya kalau Ramadhan puasa satu bulan penuh, di bulan Syaban ini Nabi Muhammad SAW banyak melaksanakan puasa, bukan puasa sebulan penuh tapi hari-hari di bulan Syaban banyak diisi dengan puasa," ujarnya.
Menurut Kiai Suhaili, memperbanyak puasa di bulan Syaban sebagai bagian dari pemanasan atau pembiasaan menjelang Ramadhan. Sehingga saat masuk Ramadhan, seseorang yang sudah pemanasan sejak Syaban bisa langsung mengoptimalkan ibadahnya di bulan Ramadhan.
Artinya, Nabi Muhammad SAW sudah memberikan contoh yang jelas bagaimana memanfaatkan bulan Syaban menjelang Ramadhan. Maka yang harus dilakukan umat Islam saat Syaban di antaranya memperbanyak puasa supaya terbiasa puasa sebelum tiba Ramadhan dan tarhib Ramadhan atau mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
Kiai Suhaili menambahkan, di bulan Syaban juga menjadi waktu yang tepat untuk kembali memberikan pemahaman terkait Ramadhan kepada keluarga, tetangga dan masyarakat. Mereka diingatkan kembali bahwa di bulan suci Ramadhan umat Islam tidak sekedar puasa, menahan haus dan lapar semata.
"Ada hal-hal yang perlu kita perhatikan bagaimana mewujudkan dan merealisasikan hakikat puasa supaya benar-benar mengantarkan kita menjadi pribadi yang bertakwa, masyarakat yang bertakwa, bangsa yang bertakwa," jelasnya.
Ia menegaskan, maka penting di bulan Syaban ini mempersiapkan diri menyambut Ramadhan, memahami dan mengenal kembali Ramadhan, dan memahami cara puasa yang baik dan benar.