REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, jelang bulan tertentu keamanan bahan pokok sudah menjadi hal rutin yang diperhatikan. Oleh sebab itu, pemerintah DKI Jakarta dan pusat diklaimnya akan mengamankan ketersediaan bahan pangan atau pokok.
“Itu dulu yang paling penting. Ada, jangan sampai kurang apalagi hilang, tidak ada,” kata Riza kepada awak media di Balai Kota DKI, Selasa (8/3).
Menurut dia, tahapan yang akan diutamakan saat ini adalah keterjangkauan harga sesuai daya beli masyarakat. Hal itu, katanya, akan dilakukan meski ada kenaikan harga saat permintaan akan barang meningkat.
“Kita minta semua pengusaha bisa memahami jangan ada yang menimbun. Kami minta aparat menindak tegas bagi siapa saja yang menimbun bahan pokok jelang Ramadhan maupun Idul Fitri nanti,” tuturnya.
Riza memaparkan, langkah rutin selalu dilakukan dengan baik sesuai rencana yang ada. Menurutnya, Pasar Jaya juga terus melakukan monitoring serta pemantauan hingga evaluasi secara berkala.
“Itu tugas kita bersama. Itu yang namanya pemerintah daerah, kan harus mengetahui apa yang terjadi di daerah,” jelas dia.
Sebelumnya, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, menyoroti pangan khususnya jatah ekspor gandum ke DKI Jakarta yang terganggu dari Ukraina, karena konflik dengan Rusia. Dia meminta, Pemprov DKI Jakarta tidak berdiam diri dengan adanya pasokan yang terganggu itu.
“Impor gandum diatur Pemerintah Pusat. Sebaiknya Pemprov koordinasi agar pasokan ke DKI tidak berkurang dan membuat harga pangan naik,” kata Gilbert kepada Republika, Sabtu (5/3).
Meski harga pangan lainnya, termasuk gandum, kata Gilbert, dipastikan naik dampak jelang Ramadhan dan Idul Fitri, Pemprov DKI diminta mengantisipasi lebih jauh. Terlebih, saat kenaikan harga yang tinggi dinilainya sebagai kegagalan dari pihak terkait.
Lanjut dia, Pemprov DKI dalam koordinasi dengan pusat, bisa mengupayakan pembukaan kran impor dari negara lain. Khususnya, dengan BUMD terkait di DKI Jakarta. “Gandum melimpah di luar negeri, karena pertanian mereka maju dan itu makanan utama di sana,” jelas dia.