REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Federasi Rusia pada Senin (7/3/2022) waktu setempat menyetujui daftar negara dan wilayah asing yang melakukan tindakan tidak bersahabat terhadap Rusia, perusahaan, dan warganya. Banyak negara menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia sejak Moskow melancarkan invasi ke Ukraina.
Seperti dilansir laman TASS, Selasa (8/3/2022), daftar negara tersebut mencakup Amerika Serikat (AS), Kanada, negara bagian Uni Eropa, Inggris (termasuk Jersey, Anguilla, Kepulauan Virgin Britania Raya, Gibraltar), Ukraina, Montenegro, Swiss, Albania, Andorra, Islandia, Liechtenstein, Monako, Norwegia, San Marino, Makedonia Utara, dan juga Jepang, Korea Selatan, Australia, Mikronesia, Selandia Baru, Singapura, dan Taiwan.
Negara dan wilayah yang disebutkan dalam daftar tersebut memberlakukan atau bergabung dengan sanksi terhadap Rusia setelah dimulainya operasi militer khusus Angkatan Bersenjata Rusia di Ukraina. Pemerintah mencatat bahwa menurut keputusan ini, warga negara dan perusahaan Rusia, negara itu sendiri, wilayah dan kotamadya yang memiliki kewajiban valuta asing kepada kreditur asing dari daftar negara yang tidak bersahabat akan dapat membayarnya dalam rubel.
Prosedur sementara yang baru berlaku untuk pembayaran yang melebihi 10 juta rubel per bulan. Untuk melakukan pembayaran tersebut, pemerintah mengatakan debitur harus membuka jenis khusus rekening rubel dengan bank Rusia dan mentransfer rubel setara dengan jumlah mata uang asing yang terutang, menurut nilai tukar resmi bank sentral pada hari pembayaran.
Pengaturan sementara untuk membayar utang luar negeri ini berlaku untuk pembayaran yang melebihi 10 juta rubel (76 ribu dolar AS) per bulan.
Perang Rusia di Ukraina telah disambut dengan kemarahan dari komunitas internasional, dengan Uni Eropa, Inggris, dan AS, antara lain, memberlakukan berbagai sanksi ekonomi di Moskow. Ratusan orang telah tewas di Ukraina sejak Rusia melancarkan perangnya pada 24 Februari. Jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan akan jauh lebih tinggi. PBB mencatat lebih dari 1,7 juta orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga.