REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) akan mengirimkan pasokan medis darurat ke Ukraina pekan ini. Kementerian Luar Negeri Korsel pada Selasa (8/3/2022) mengatakan, mulai memasok pasokan medis untuk membantu orang yang membutuhkan karena invasi Rusia ke negara Eropa Timur itu.
"Gelombang pertama akan berangkat hari ini dan tiga lainnya akan dikirim ke Ukraina dalam pekan ini bekerja sama dengan pemerintah negara-negara tetangga," kata kementerian itu seperti dikutip laman Yonhap News Agency, Selasa.
Pemerintah berencana untuk mengirimkan ke Ukraina pasokan berupa 40 ton peralatan medis, termasuk alat pelindung, sarung tangan medis, masker, kotak P3K, konsentrator oksigen portable dan respirator. Seoul sebelumnya berjanji untuk memberikan bantuan kemanusiaan senilai 10 juta dolar AS ke Ukraina.
Sejak serangan Rusia dimulai pekan lalu, Ukraina kehabisan pasokan medis kritis. Menurut PBB banyak orang telah terputus dari layanan dasar dan berlindung di bawah tanah.
Sebelumnya, bantuan juga datang dari Inggris. Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Inggris akan menyediakan 100 juta dolar AS atau 75,6 juta poundsterling untuk Ukraina melalui Bank Dunia. Dana tersebut digunakan untuk menjaga fungsi-fungsi dasar negara dapat berjalan dan memitigasi tekanan finansial yang disebabkan invasi Rusia.
Inggris berperan besar dalam respons internasional pada invasi Rusia ke Ukraina dengan menyediakan bantuan militer dan keuangan pada Ukraina serta mendesak sanksi yang lebih keras pada Kremlin. Namun pemerintah Johnson dikritik karena sanksi terlalu lambat dan program pengungsinya kewalahan.
Bantuan terbaru merupakan tambahan dari 290,95 juta dolar AS atau 220 juta pounds yang telah digelontorkan Inggris. Pihak berwenang Inggris mengatakan dana ini dapat digunakan untuk membayar gaji pegawai negeri atau untuk dana pensiun dan jaminan keamanan sosial Ukraina.
"Sementara hanya Putin yang sepenuhnya dapat mengakhiri penderitaan di Ukraina, pendanaan baru hari ini akan terus membantu mereka yang mengalami memburuknya situasi kemanusiaan," kata Johnson, Ahad (6/3/2022).