REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan TPPAS (Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah) Regional Lulut Nambo, Kabupaten Bogor sudah siap diresmikan dalam waktu dekat.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtyas, Dinas Lingkungan Hidup Jabar tengah melakukan sejumlah persiapan sehingga Maret 2022 ini Nambo sudah bisa diresmikan.
Prima menjelaskan, pengoperasian akan dimulai pada Maret 2022 ini. Rencananya akan hadir Menko Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Sebelum diresmikan, kata dia, pihaknya juga sudah memastikan TPPAS Nambo mengelola sampah Bogor Raya dan Tanggerang Selatan sebesar 40 tahun untuk 2022 ini.
"Insya Allah Nambo akan mengelola 40 persen sampah di 700 ton sehari bisa kita selesaikan masalah di Depok, Kota Bogor dan juga Tangerang Selatan," ujar Prima usai peringatan puncak Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022 tingkat Jabar di Bandung, Selasa (8/3).
Prima menjelaskan, sisa sampah Bogor Raya akan dikelola tahun depan sebanyak 40 persen yaitu 720 ton per hari. Sehingga dalam sehari dapat mengelola 1.600 sampai 2.000 ton sampah dari Bogor Raya dan Tangerang Selatan menghasilkan RDF.
"InsyaAllah tahun depan kita siapkan tipping fee sudah kita siapkan mekanisme kaitan pembayaran dari Kabupaten kota juga mereka siapkan, teknis penimbangan dan verifikasi bersama-sama untuk menangih kabupaten kota sudah selesai dan kita bisa resmikan Maret," paparnya.
Menurutnya pengoperasian TPPAS Lulut Nambo telah mendapat restu dari Kemenko Marves dan dari Kementrian LHK. Mereka setuju pengoperasian dilakukan terlebih dahulu kemudian disusul dengan peresmian.
"Mereka siap dan ini InsyaAllah terbesar se-Indonesia dan alatnya terbesar juga di dunia dan InsyaAllah," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil memastikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mendorong agar konsep waste to energy bisa segera beroperasi di TPPAS Lulut Nambo, Bogor dan TPPAS Legoknangka, Kabupaten Bandung.
Di TPPAS Lulut Nambo menurut Ridwan Kamil, akan menghasilkan bahan bakar sejenis briket untuk industri semen menggantikan batu bara. Pihaknya juga melakukan penguatan sumber daya air bersih di dua lokasi yakni Waduk Darma, Kuningan dan Situ Ciburuy, Bandung Barat.
Komitmen pihaknya untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) juga diperlihatkan dengan mewajibkan industri untuk mulai beralih pada panel surya. Kebijakan ini nantinya akan ditopang pula lewat pembangunan PLTS apung terbesar di ASEAN yang saat ini tengah dibangun di Waduk Cirata.
Sementara itu industri baterai mobil listrik pun sudah mulai diproduksi di Karawang. “Sehingga [Jawa Barat] Insyaalah terdepan dalam proses mengurangi ketergantungan dari bahan bakar fosil menjadi ramah lingkungan melalui energi baru terbarukan,” paparnya.