REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Nadia Tymoshchuk (14 tahun) menantikan akhir dari pengobatan kankernya sehingga dia bisa memeluk saudara laki-laki dan perempuannya dan pulang bermain dengan kura-kura peliharaannya.
“Saya sangat merindukan mereka, mereka sering membuat saya kesal karena mereka sangat berisik, dan saya tidak tahan dengan kebisingan," katanya di ruang bawah tanah Children's Hospital 7, dilansir di Aljazirah, Ahad (6/3/2022).
Sejak 2019, ia berjuang melawan gliosarcoma, suatu bentuk kanker otak ganas yang langka. Baru-baru ini penyakitnya menyebar, dan metastasis mulai menekan ginjalnya. Pada Rabu (3/3/2022), Nadia dirawat di rumah sakit untuk perawatan ginjal.
Tidak lama, ia kini terjebak di ruang bawah tanah rumah sakit bersembunyi dari rudal setelah Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina. Ibunya, Maryna, mengatakan mereka tinggal di sebuah ruangan kecil dengan banyak pasien lainnya selama delapan atau sembilan hari terakhir di sebuah ruangan yang diterangi oleh lampu pijar yang mendengung pelan.
Banyak tenaga medis juga menghabiskan malam mereka di sini. Seorang penjaga dengan senapan berburu menjaga pintu masuk ke rumah sakit di pusat Kyiv ini.
"Kami muak dan lelah duduk di sini," ucap Maryna saat dia duduk di matras tempat tidur tiga tumpuk putrinya yang ditutupi selimut bermotif kupu-kupu.
Setiap hari di rumah sakit seperti hari yang berulang, dengan prosedur medis, istirahat makan, dan rasa sakit yang menyiksa. "Dia sangat kesakitan dan terbaring kejang-kejang,” kata Maryna.
Lingkungan perumahan Tymoshchuk di dekat stasiun kereta bawah tanah Akademgorodok di Kyiv barat diserang oleh rudal jelajah dan artileri Rusia. Daerah itu hanya sepelemparan batu dari Irpin dan Bucha di mana tank Rusia dan pengangkut personel lapis baja (APC) memerangi pasukan Ukraina selama berhari-hari.