REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan, saat ini sudah beredar berbagai varian Covid-19 yang berdampak pada penurunan efektivitas vaksin dan juga kekebalan komunitas yang terbentuk. Sayangnya, laju suntikan vaksinasi di Indonesia saat ini justru menunjukan tren penurunan.
“Laju suntikan vaksinasi saat ini menunjukan tren penurunan dan per bulan Maret belum menunjukan kenaikan,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (8/3/2022).
Padahal pemberian suntikan vaksinasi kepada hingga lebih dari 70 persen populasi dapat menjamin kekebalan komunitas. Wiku menyampaikan, berdasarkan data vaksin pemerintah per 6 Maret 2022, jumlah penduduk yang telah divaksin dosis lengkap baru mencapai 53,5 persen.
Sementara jumlah penduduk yang sudah divaksin dosis satu mencapai 69,48 persen atau hampir mencapai 70 persen populasi.
“Kita perlu bersyukur bahwa di tengah keterbatasan stok dan akses vaksin di dunia, kita telah melebihi capaian dosis pertama di dunia dan hampir menyusul capaian vaksin dosis lengkap dunia,” kata Wiku.
Wiku pun mengajak masyarakat agar segera mengakses vaksinasi Covid-19, utamanya vaksin dosis lengkap dan juga booster. Selain itu, kekebalan komunitas yang terbentuk pasca vaksinasi juga perlu dipantau melalui serosurvey secara berkala.
“Ingat, kekebalan komunitas adalah jaminan produktivitas masyarakat yang aman Covid-19 di tengah masa adaptasi ini,” ucap dia.
Selain itu, dari data pemerintah juga menunjukan mayoritas pasien yang meninggal akibat Covid-19 di rumah sakit diidentifikasi merupakan pasien yang belum menerima vaksinasi lengkap.
Selama periode 21 Januari-6 Maret, sebanyak 51 persen dari 8.230 pasien yang meninggal di rumah sakit merupakan pasien dengan komorbid, 56 persen di antaranya merupakan lansia, dan 70 persen lainnya belum divaksinasi lengkap.
“Ini artinya, sangat penting melindungi lansia dan kelompok rentan dengan pengawasan protokol kesehatan dan meningkatkan cakupan vaksinasi dosis lengkap,” kata dia.