Selasa 08 Mar 2022 19:28 WIB

Pakar Medsos Buktikan Cuitan Ferdinand Hutahaean Timbulkan Kegaduhan

Kegaduhan akibat Ferdinand berpotensi berlanjut menjadi kisruh di dunia nyata.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ilham Tirta
Terdakwa Ferdinand Hutahaean.
Foto: dok. Republika
Terdakwa Ferdinand Hutahaean.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Drone Emprit sekaligus pakar media sosial, Ismail Fahmi mengungkapkan, cuitan Ferdinand Hutahaean soal 'Allahmu Lemah Allahku Kuat' menimbulkan kegaduhan di dunia maya. Menurutnya, kegaduhan ini berpotensi berlanjut menjadi kisruh masyarakat di dunia nyata.

Hal tersebut disampaikan Fahmi saat hadir sebagai saksi dalam lanjutan sidang dengan terdakwa Ferdinand Hutahaean di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) pada Selasa (8/3/2022). Fahmi mengatakan, keahliannya di bidang medsos mampu memantau dan menganalisa percakapan di medsos, termasuk potensi konflik.

Baca Juga

Ia memantau Ferdinand menjadi penyebab gejolak di medsos akibat cuitannya. "Rata-rata percakapan Ferdinand aktif di-mention 2.500 kali. Tanggal 5 Januari meningkat pesat sehingga sehari bisa 10 ribu percakapan. Ini bukti gejolak," kata Fahmi dalam persidangan tersebut.

Fahmi menemukan, cuitan Ferdinand memang tak dibagikan sampai ribuan kali. Namun, ia mendapati netizen justru melakukan tangkapan layar atas cuitan itu dan disebarkan hingga makin viral.

"(Cuitan) Di-share nggak sampai ribuan, tapi netizen kemudian screenshot, disebar ulang. Salah satunya oleh ketua KNPI (Haris Pertama) yang dapat ribuan share pada tanggal 5 (Januari), diikuti netizen lain sehingga terjadi kehebohan," ujar Fahmi.

Fahmi juga memperoleh temuan cuitan Ferdinand menjadi bola liar di medsos. Mayoritas netizen pada 5-6 Januari menyuarakan kekesalannya kepada Ferdinand.

"Tanggal 5-6 ada tagar tangkap Ferdinand. Dengan menggunakan social network analysis saya menghubungkan akun 1 dengan akun lain hingga tanggal 6 muncul klaster besar penolak Ferdinand," kata Fahmi.

Selain itu, Fahmi mengungkapkan dampak cuitan Ferdinand semakin panas setelah muncul kelompok pendukungnya di medsos. Ia menyampaikan kekhawatirannya bahwa efek cuitan Ferdinand bisa menimbulkan keonaran hingga di dunia nyata

"Tanggal 7 baru ada yang muncul mendukung (Ferdinand). Ini bahaya. Timbul pro kontra. Bisa keonaran terus-menerus di dunia maya. Ini ramai juga di televisi," kata Fahmi.

Ferdinand didakwa melakukan tindak pidana ujaran kebencian berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dan menimbulkan keonaran. Perbuatan itu dilakukan Ferdinand melalui akun twitter@FerdinandHaean3 dengan postingan 'Allahmu lemah'.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement