Rabu 09 Mar 2022 01:37 WIB

Muslimah India Alami Diskriminasi di Tempat Kerja

Diskriminasi telah ada selama bertahun-tahun.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
 Aktivis mahasiswa India dari Muslim Students Federation (MSF) memegang plakat selama protes terhadap pembatasan jilbab, di New Delhi, India, 08 Februari 2022. Enam siswa di Government Women First Grade College di distrik Udupi, Karnataka, sekitar 400 km dari Bangalore, telah dilarang menghadiri kelas karena mengenakan jilbab dan siswa Hindu mulai mengenakan selendang safron sebagai tanda protes. Pengadilan Tinggi Karnataka akan melanjutkan sidang petisi yang diajukan oleh lima gadis yang mempertanyakan pembatasan jilbab pada 09 Februari.
Foto: EPA-EFE/RAJAT GUPTA
Aktivis mahasiswa India dari Muslim Students Federation (MSF) memegang plakat selama protes terhadap pembatasan jilbab, di New Delhi, India, 08 Februari 2022. Enam siswa di Government Women First Grade College di distrik Udupi, Karnataka, sekitar 400 km dari Bangalore, telah dilarang menghadiri kelas karena mengenakan jilbab dan siswa Hindu mulai mengenakan selendang safron sebagai tanda protes. Pengadilan Tinggi Karnataka akan melanjutkan sidang petisi yang diajukan oleh lima gadis yang mempertanyakan pembatasan jilbab pada 09 Februari.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Wafa, 30 tahun, adalah wanita Muslim di India yang selama bertahun-tahun telah belajar dan berpikir untuk mengenakan jilbab saat melamar pekerjaan. Tahun lalu, Wafa diwawancarai untuk pekerjaan di sebuah perusahaan hubungan masyarakat.

Semuanya berjalan lancar. Mulai dari proses seleksi, hingga wawancara. Bahkan ada petunjuk bahwa dia bisa menerima pertemuan seleksi berikutnya. Namun suasana berubah ketika dia ditanya ihwal kehadirannya di pesta.

"Apakah kamu bisa menghadiri pesta?," kata pewawancara kepada Wafa.

Dia kemudian tidak pernah mendengar kabar dari perusahaan itu lagi. Mencari pekerjaan di tempat lain, Wafa melamar posisi penulisan konten dengan perusahaan yang membuat konten tertulis tentang agama Hindu, lalu dia mendapat panggilan untuk wawancara.

Setelah Wafa mengatakan bahwa dia mengenakan jilbab, pewawancara mengatakan dia akan kembali kepadanya setelah berbicara dengan manajernya. Lalu dia tidak pernah mendengar kabar dari mereka lagi.

"Ini sudah beberapa kali terjadi. Penampilan luar saya dinilai lebih dari apa yang ada di dalam kepala saya. Rasanya tidak enak karena saya tidak dinilai berdasarkan kualifikasi saya. Saya dinilai dari caraku berpakaian," kata Wafa, dilansir The Wire, Selasa (8/3).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement