REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan mendorong kendaraan dinas beralih ke mobil berbasis tenaga listrik. Namun menurutnya, hal itu akan dilakukan bertahap dan masih akan memprioritaskan kendaraan umum berbasis listrik.
“Itu kenapa di Jakarta kami memilih meluncurkan kendaraan umum berbasis listrik, bukan kendaraan dinas berbasis listrik,” kata Anies dalam peluncuran TransJakarta listrik di Monas, Selasa (8/2/2022).
Dia menambahkan, dengan mendorong kendaraan berbasis listrik, ada dua kendala di DKI Jakarta yang semakin berkurang. Pertama, mengurangi jumlah kendaraan di jalan dengan tetap mengoptimalkan kendaraan umum massal. “Kedua, dapat mengurangi polusi udara,” jelas dia.
Anies menegaskan, jika lingkungan Pemprov DKI atau masyarakat umum mengutamakan kendaraan listrik, masalah akan tetap berkutat di kemacetan Jakarta. Sebab itu, pihaknya tetap akan mengutamakan operasional kendaraan massal berbasis listrik terlebih dahulu.
“Ini yang kita dorong, tapi di DKI sedang ada proses untuk nantinya kendaraan-kendaraan dinas akan bisa menggunakan berbasis listrik,” kata dia.
Anies menjelaskan, sejauh ini Pemprov DKI melalui PT Transjakarta secara resmi meluncurkan 30 armada bus bebas emisi berbasis listrik. Menurut Anies, penggunaan bus listrik secara bertahap itu, telah dilakukan dengan uji coba panjang.
“Hari ini, secara resmi 30 bus listrik digunakan untuk rute TransJakarta dan akhir tahun ini Inysa Allah akan ada 100 bus listrik yang beroperasi," kata dia.
Program itu merupakan bagian dari piloting yang sedang kami kerjakan. Harapannya, kata Anies, pada 2030 semua bus di Jakarta bisa beroperasi dengan tenaga listrik.