Rabu 09 Mar 2022 05:48 WIB

Studi Terbaru Efek Covid-19: Otak Bisa Menyusut

Studi terbaru efek Covid-19 terhadap otak dirilis oleh peneliti Universitas Oxford.

Rep: Mabruroh/ Red: Andri Saubani
Otak manusia (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Otak manusia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Covid-19 merupakan penyakit yang diketahui menyerang saluran dan organ pernapasan penderitanya. Namun baru-baru ini terungkap, bahwa Covid-19 juga dapat mempengaruhi otak. 

 

Baca Juga

Sebuah studi yang dilakukan Universitas Oxford menemukan, bahwa Covid-19 dapat menyebabkan penyusutan otak, mengurangi materi abu-abu di daerah yang mengontrol emosi dan memori, dan merusak area yang mengontrol indera penciuman.

 

Para ilmuwan mengatakan, bahwa efeknya bahkan terlihat pada orang yang tidak dirawat di rumah sakit karena Covid-19. Dan apakah dampaknya dapat dipulihkan sebagian atau bertahan dalam jangka panjang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

 

“Ada bukti kuat untuk kelainan terkait otak pada Covid-19," kata para peneliti dalam studi mereka, yang dilansir dari Alarabiya, Selasa (8/3/2022).

 

Bahkan dalam kasus ringan, peserta dalam penelitian menunjukkan "memburuknya fungsi eksekutif" yang bertanggung jawab untuk fokus dan pengorganisasian, dan rata-rata ukuran otak menyusut antara 0,2 persen dan 2 persen. 

 

Studi peer-review, yang diterbitkan dalam jurnal Nature, menyelidiki perubahan otak pada 785 peserta berusia 51-81 tahun yang otaknya dipindai dua kali, termasuk 401 orang yang tertular Covid-19 di antara dua pemindaian mereka. Pemindaian kedua dilakukan rata-rata 141 hari setelah pemindaian pertama.

 

Penelitian dilakukan ketika varian Alpha dominan di Inggris dan tidak mungkin melibatkan siapa pun yang terinfeksi varian Delta. Studi yang dirilis pada Senin (6/3) lalu itu, telah menemukan beberapa orang yang memiliki Covid-19 menderita "kabut otak" atau kekeruhan mental yang mencakup gangguan perhatian, konsentrasi, kecepatan pemrosesan informasi, dan memori. 

 

Kendati demikian, para peneliti tidak mengatakan apakah vaksinasi Covid-19 juga berdampak pada kondisi tersebut. Tetapi, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan pada bulan lalu bahwa, tinjauan terhadap 15 penelitian menemukan bahwa orang yang divaksinasi sekitar setengahnya lebih mungkin mengembangkan gejala Covid-19 yang lama dibandingkan dengan yang tidak divaksinasi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement