Rabu 09 Mar 2022 00:32 WIB

Satgas: Penetapan Status Endemi Covid-19 Otoritas WHO

Kondisi terkendali dari pandemi diindikasikan dari kasus dan kematian rendah.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, penetapan status endemi merupakan otoritas dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO karena membutuhkan perbaikan kondisi kasus secara global. Ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, penetapan status endemi merupakan otoritas dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO karena membutuhkan perbaikan kondisi kasus secara global. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, penetapan status endemi merupakan otoritas dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Sebab, pandemi Covid-19 berdampak pada banyak negara sehingga perubahan statusnya menjadi endemi Covid-19 membutuhkan perbaikan kondisi kasus secara global.

“Penetapan status endemi merupakan otoritas badan kesehatan dunia atau WHO,” kata Wiku saat konferensi pers, pada Selasa (8/3/2022).

Baca Juga

Wiku menjelaskan, istilah endemi ini digunakan untuk menggambarkan keberadaan sebuah penyakit yang cenderung terkendali karena jumlah kasus yang rendah secara konsisten dan dengan luas daerah terdampak serta durasi yang beragam di tiap daerah. Pada umumnya, Wiku mengatakan, kondisi terkendali dari pandemi dapat diindikasikan dari jumlah kasus dan kematian rendah, bahkan nol kasus dalam jangka waktu tertentu.

Kondisi ini dapat tercapai jika masyarakat secara bersama-sama menjalankan upaya pengendalian Covid-19 dengan optimal. “Ke depannya semoga masyarakat dunia semakin baik beradaptasi hidup berdampingan dengan Covid-19,” kata dia.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang menunggu regulasi dari pemerintah pusat terkait pengaturan pada tahap endemi selayaknya di Malaysia. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, persiapan menuju endemi Covid-19 sudah ada.

“Rambu-rambu sudah kita siapkan,” kata Widyastuti kepada awak media, Selasa (8/2).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement