REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah lebih dari dua tahun pandemi Covid-19 melanda, kebanyakan dari Anda bertanya-tanya, "Apa selanjutnya?" Meskipun jumlah kasus menurun dan kemajuan telah dibuat dalam hal Covid-19 menjadi penyakit yang lebih dapat "diobati".
Pada titik ini, Anda tahu bahwa virus itu tidak dapat diprediksi. Apakah lebih banyak varian dalam perjalanan? Bagaimana cara terbaik untuk belajar hidup dengan virus? Bagaimana dengan masker?
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Brown University, dr Ashish Jha, mengetwit prediksi dan sarannya untuk waktu dekat. Jha dalam cicitannya mengatakan, dua pertanyaan yang paling sering dia tanyakan akhir-akhir ini adalah, apakah Anda akan melihat varian masa depan, dan akankah Anda melihat lonjakan pada masa depan?
Jawaban untuk pertanyaan pertama, "Saya tidak tahu. Tidak ada yang tahu. Masuk akal untuk berasumsi bahwa kami akan melakukannya. Semoga saja tidak," ujarnya seperti dilansir di laman Eat This, Not That, Selasa (8/3/2022).
Peringatan Jha bahwa kita semua tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya menggemakan peringatan yang dibuat oleh ahli epidemiologi dr Michael Osterholm di podcast-nya. "Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada masa depan," ujar Osterholm.
Apa pun yang terjadi, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Perlu lebih banyak penjangkauan vaksin
Jha mengatakan, pejabat kesehatan harus fokus pada buku pedoman termasuk pengawasan, vaksinasi, pengujian, ventilasi, masker, dan terapi. Pengawasan termasuk pengujian air limbah untuk melihat di mana Covid-19 mungkin melonjak. Di bidang vaksin, lebih banyak orang harus didorong untuk divaksinasi (termasuk anak-anak di bawah lima tahun ketika sains menunjukkan), dan vaksin yang lebih baik harus dikembangkan.
Selain itu, kita perlu menggandakan upaya untuk membuat dunia divaksinasi. "Ini bukan hanya tentang dosis di luar sana, ini juga tentang jarum suntik, rantai pasokan, personel, melawan informasi yang salah," kata dia.
Tes cepat
Jha mengatakan penting untuk memastikan tes cepat terus tersedia secara luas dan murah.
Masker berkualitas tinggi
"Sebagian besar tempat telah menghapus masker wajib dan saya pikir itu wajar selama jeda seperti saat ini," ujar Jha.
Meski begitu, masker berkualitas tinggi harus tetap ada di mana-mana, dapat diakses, murah. Orang-orang yang ingin memakainya harus didukung.
Ketersediaan obat
Jha menyebut ketersediaan pengobatan antivirus seperti paxlovid, remdesivir, dan antibodi monklonal penting. "Begitu mereka ada di mana-mana (persediaan menjadi lebih baik), itu akan membuat perbedaan besar," ujarnya.
"Kita harus memiliki cukup untuk setiap orang yang berisiko tinggi (pikirkan immunocompromised) yang mendapat infeksi. Kita sudah dekat," ujarnya lagi.