Legislator Minta Pemerintah Siapkan Skenario Peralihan ke Endemi Covid-19

Peralihan status dari pandemi menuju endemi dilihat dari penurunan kasus harian.

Rabu , 09 Mar 2022, 16:32 WIB
Penumpang duduk tanpa berjarak di dalam KRL Commuter Line, Jakarta, Rabu (9/3/2022). Pemerintah menerbitkan aturan baru naik KRL yaitu tempat duduk tanpa jarak, peningkatan kapasitas hingga 60 persen, balita dibolehkan naik dengan didampingi orang tua, wajib memakai masker, dilarang berbicara dan sudah divaksin COVID-19. Pelonggaran itu karena kasus harian Civid-19 mulai melandai.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Penumpang duduk tanpa berjarak di dalam KRL Commuter Line, Jakarta, Rabu (9/3/2022). Pemerintah menerbitkan aturan baru naik KRL yaitu tempat duduk tanpa jarak, peningkatan kapasitas hingga 60 persen, balita dibolehkan naik dengan didampingi orang tua, wajib memakai masker, dilarang berbicara dan sudah divaksin COVID-19. Pelonggaran itu karena kasus harian Civid-19 mulai melandai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR, Edy Wuryanto mengapresiasi pengendalian Covid-19 yang dilakukan pemerintah. Meskipun kasus telah melandai, pemerintah diimbau membuat skenario peralihan status dari pandemi ke endemi.

"Pemerintah harus segera menyiapkan skenario pandemi ke endemi secara bertahap agar pemulihan ekonomi segera terjadi," ujar Edy saat dihubungi, Rabu (9/3/2022).

Baca Juga

Peralihan status dari pandemi menuju endemi dinilainya tak lepas dari angka kasus harian dan tingkat keterisian rumah sakit yang terus menurun. Kendati demikian, masyarakat diminta tak mengabaikan protokol kesehatan.

"Vaksin pada kelompok lansia, komorbid, anak-anak, dan vaksin booster terus ditingkatkan," ujar Edy.

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, penetapan status endemi merupakan otoritas dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Sebab, pandemi Covid-19 berdampak pada banyak negara sehingga perubahan statusnya menjadi endemi membutuhkan perbaikan kondisi kasus secara global.

Wiku menjelaskan, istilah endemi ini digunakan untuk menggambarkan keberadaan sebuah penyakit yang cenderung terkendali karena jumlah kasus yang rendah secara konsisten dan dengan luas daerah terdampak serta durasi yang beragam di tiap daerah. Pada umumnya, Wiku mengatakan, kondisi terkendali dari pandemi dapat diindikasikan dari jumlah kasus dan kematian rendah, bahkan nol kasus dalam jangka waktu tertentu.

Kondisi ini dapat tercapai jika masyarakat secara bersama-sama menjalankan upaya pengendalian Covid-19 dengan optimal. “Ke depannya semoga masyarakat dunia semakin baik beradaptasi hidup berdampingan dengan Covid-19,” kata dia.