REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Olaf Scholz mengatakan Jerman jelas tidak akan mengirimkan pesawat tempur ke Ukraina. Hal ini disampaikan setelah Amerika Serikat (AS) menolak tawaran Polandia untuk mengirimkan pesawat tempur produksi Rusia MiG-29 ke pangkalan AS di Jerman agar dikirimkan Ukraina.
Dalam kesempatan ini ia ditanya apakah Jerman termasuk yang menentang larangan impor energi Rusia. Scholz mengatakan selama beberapa bulan terakhir ia sudah berusaha mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil.
"Terdapat banyak pertanyaan teknis yang perlu dijawab," katanya.
Scholz mengatakan Jerman harus mendiversifikasi bahan mentah yang digunakan industri-industrinya. Negeri Panzer sedang mengusahakan hal tersebut bersama Kanada.
Ia juga mengatakan tidak ada gunanya solusi militer untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina. Ia berharap solusinya ditemukan dalam perundingan.
Sementara itu seorang pejabat Uni Eropa mengatakan pemimpin negara anggota blok tersebut terpecah jadi dua kelompok. Antara yang mendukung Ukraina menjadi anggotanya dan yang tidak. Hal ini disampaikan satu hari sebelum negara-negara anggota Uni Eropa membahas permintaan Kiev mengenai hal itu.
Pejabat yang terlibat dalam pertemuan Uni Eropa di Versailles itu tidak bersedia disebutkan namanya. Ia mengatakan semua pemimpin di Uni Eropa sepakat untuk memperkuat hubungan dengan Ukraina.
"Tapi yang menjadi pertanyaannya apakah mereka menemukan konsensus dalam perluasan yang terkadang (isu) yang lebih rumit," katanya.