REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Duta Besar Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dan bintang Hollywood, Angelina Jolie, berdialog dengan Menteri Luar Negeri Houthi Hisham Sharaf di Sana'a pada Rabu (8/3/2022). Kantor berita Saba yang pro Houthi melaporkan, dalam dialog itu Sharaf menyoroti perjuangan Yaman yang telah hidup di bawah pengepungan selama tujuh tahun.
Sharaf mengatakan, ada pihak-pihak yang menginginkan perang di Yaman terus berlanjut, meskipun ada penindasan dan penderitaan yang menimpa orang-orang Yaman. Kunjungan Jolie bertujuan untuk menarik perhatian pada kebutuhan kemanusiaan yang meningkat di Yaman. Termasuk membantu memobilisasi dukungan global untuk bantuan ke Yaman.
Jolie bertemu dengan para pengungsi dan keluarga serta para perempuan Yaman yang terlantar. Saksi mata melaporkan, Jolie menangis ketika melihat kondisi kehidupan perempuan dan anak-anak di tengah konflik Yaman.
"Ketika kita terus menyaksikan kengerian yang terjadi di Ukraina, dan menyerukan diakhirinya segera konflik dan akses kemanusiaan, saya di sini di Yaman untuk mendukung orang-orang yang juga sangat membutuhkan perdamaian," ujar Jolie, dilansir Middle East Monitor, Kamis (10/3).
Jolie mengatakan, Yaman menjadi salah satu negara yang mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Pada 2022, satu warga sipil tewas atau terluka setiap jam.
Perekonomian Yaman hancur oleh perang, dan lebih dari 20 juta orang Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Selain berkunjung ke Sana'a, Jolie juga mengunjungi ibu kota selatan Aden.
Yaman telah dilanda kekerasan dan perang sejak 2014. Konflik meletus ketika Houthi yang bersekutu dengan Iran merebut sebagian besar Yaman, termasuk ibu kota Sana'a.
Konflik tersebut telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk. Menurut perkiraan PBB, hampir 80 persen populasi negara, atau sekitar 30 juta orang membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan. Sementara lebih dari 13 juta berada dalam bahaya kelaparan.