REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lini masa Twitter dipanaskan oleh twitwar dua komisaris dari badan usaha milik negara (BUMN) dan badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta yang memiliki pandangan politik berbeda. Keduanya adalah Kristiya Budiyarto dan Geisz Chalifah.
Semua itu bermula ketika video aktivis Nicho Silalahi yang ikut demo menuntut Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di depan kantor Kementerian Agama (Kemenag), beberapa waktu lalu, untuk bertanggung jawab lantaran menganalogikan suara adzan dengan gonggongan anjing. Cuplikan video itu semula diunggah oleh akun kader Banser, hingga kemudian dikomentari Komisaris PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Kristia Budiyarto alias Kang Dede.
"Ansor dan Banser cari si ba**** @Nicho_Silalahi sampai ketemu, kasih pelajaran," kata Kang Dede melalui akun Twitter @kangdede78 dikutip Republika di Jakarta, Kamis (10/3/2022). "Jangan dibiarkan, cari @Nicho_Silalahi sampai ketemu," ucap Kang Dede menambahkan.
Di-mention Kang Dede, Nicho pun merespon seketika. Dia menegaskan, sedang mendemo menag, dan tidak terkait dengan Banser. Nico juga meminta agar Kang Dede lebih baik fokus bekerja untuk PT Pelni yang mencatatkan kinerja rugi.
"Apa hubungannya Ansor dan Banser ketika menteri agama yang didemo? Ternyata kerja komisaris dengan gaji besar bukan untuk membenahi BUMN tempatnya bekerja ya pak @erickthohir? Pantas saja BUMN pada merugi wong komisaris kerjanya untuk memecah belah bangsa," ucapnya lewat akun @Nicho_Silalahi.
Tiba-tiba, Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Geisz Chalifah menyindir kelakuan Kang Dede. Meski tidak menyebut nama, Geisz menyentil seseorang yang mengarah kepada Kang Dede. Hal itu lantaran Geisz membawa kasus pelat palsu mobil Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di cicitannya. Tidak cukup sampai di situ, ia kembali menyindir Kang Dede yang dulu pernah kedapatan berjualan jam tangan tapi palsu, yang pernah heboh beberapa tahun lalu.
"Suka dengan mentalnya @Nicho_Silalahi, dia digertak oleh komisaris bermental udik yang ngeganti pelat mobilnya dengan nomor Kemenhan. Yang begitu gitu kelakuan orang norak. Eh sok ngegertak aktivis beneran seperti Nico yang bukan pedagang jam KW. Oleh Nico diketawain," ujarnya lewat akun Twitter, @GeiszChalifahGue.
Tidak terima disindir, gantian Kang Dede yang mendamprat Geisz. Dia menuding, masa jabatan komisaris Geisz akan berakhir lantaran Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan akan meletakkan jabatannya pada 16 Oktober 2022. Tidak berhenti, Kang Dede juga membawa-bawa masalah Formula E yang akan dihelat di Ancol pada 4 Juni 2022.
"Banci kau ndak berani mention saya, cuma gitu doang narasinya, harusnya kau tambah SMA-nya di mana? Mental rentenir dibilang aktivis…preeet. Urus tuh Formula Tamia yang makin amburadul. Waktumu jadi komisaris Ancol tinggal menunggu waktu, botak ompong," katanya.
Geisz yang dari tadi tidak menyebut nama, akhirnya terpancing membalas langsung status Kang Dede. Dia malah meminta panglima medsos era Joko Widodo (Jokowi) tersebut untuk membalikkan mobil dinas Kemenhan.
Baca juga : Korlantas Polri: Layanan STNK Wajib Punya BPJS Masih Berproses
"Eh pecundang lu mau adu apa sama gue, mau adu karya atau adu kaya'. Yuk buktikan saja. Definisi pecundang itu menggunakan yang bukan wewenangnya dan itu elu. Udik. Pelat nomor mobil yang bukan hak elu sudah dibalikin belum? Berdebat ko bicara fisik. Dasar norak luh!!!" ucap Geisz.