Kamis 10 Mar 2022 13:08 WIB

Bandara Soekarno-Hatta Pakai Anjing Pelacak Khusus Deteksi Satwa Ilegal

Anjing pelacak khusus akan deteksi satwa liar termasuk ikan dan benih lobster

Rep: Eva Rianti / Red: Nur Aini
Sejumlah calon penumpang pesawat berjalan di depan papan jadwal penerbangan domestik di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (8/3/2022). Polresta Bandara Soekarno-Hatta akan memanfaatkan anjing pelacak khusus untuk mendeteksi perdagangan satwa liar secara ilegal di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Foto: ANTARA/FAUZAN
Sejumlah calon penumpang pesawat berjalan di depan papan jadwal penerbangan domestik di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (8/3/2022). Polresta Bandara Soekarno-Hatta akan memanfaatkan anjing pelacak khusus untuk mendeteksi perdagangan satwa liar secara ilegal di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Polresta Bandara Soekarno-Hatta akan memanfaatkan anjing pelacak khusus untuk mendeteksi perdagangan satwa liar secara ilegal di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Hal itu dilakukan untuk menekan peredaran satwa liar yang tidak sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 

Kapolresta Bandara Soekarno Hatta Kombes Pol Sigit Dany Setiono mengatakan, upaya menekan peredaran ilegal satwa liar dengan anjing pelacak khusus itu dicanangkan bersama dengan sejumlah stakeholder, mulai dari KLHK hingga sejumlah NGO. Pencanangan itu dituangkan dalam agenda komitmen bersama multipihak terkait pengawasan peredaran satwa liar di Bandara Soekarno-Hatta yang digelar pada Kamis (10/3/2022).

Baca Juga

"Kami melakukan upaya pencegahan sekaligus peningkatan kemampuan deteksi dan perlindungan hukum peredaran dan perdagangan ilegal satwa liar di Bandara Soekarno-Hatta. Hal yang baru dari kegiatan ini adalah penggunaan anjing pelacak khusus untuk melakulan deteksi terhadap satwa liar, termasuk ikan dan benih lobster," ujar Sigit kepada wartawan di Tangerang, Kamis. 

Sigit menuturkan, komitmen bersama itu perlu dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta mengingat bandara internasional tersebut merupakan pintu gerbang sekaligus benteng terakhir Indonesia dalam kacamata dunia. "Kewajiban kita kerjasama untuk memperkuat pengamanan sekaligus edukasi sampai penegakan hukum berkaitan dengan satwa liar Indonesia," tuturnya. 

Sigit menerangkan, secara teknis tahapan yang dilakukan dalam menjalankan komitmen itu yakni mulai dari tahap pelatihan dalam memfungsikan anjing pelacak. Selain itu juga kesiapan fasilitas yang mendukung pengoptimalannya. 

"Tahapannya kita lakukan pelatihan, baik anjing pelacak maupun petugas di lapangan. Kemudian menyiapkan sarana dan prasarana dan metode yang dilakukan untuk pendeteksian, dan tentunya dilakukan di seluruh wilayah hukum Bandara Soekarno-Hatta," ujarnya.

Sigit berharap upaya itu dapat berhasil menekan peredaran ilegal satwa liar di Indonesia. "Harapannya Bandara Soekarno-Hatta menjadi lebih aman dan lebih ketat lagi dalam menyeleksi dan bisa melakukan pengembangan dan penegakan hukum terhadap tindak pidana peredaran satwa liar," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement