Kamis 10 Mar 2022 13:17 WIB

6 Perkara yang Bisa Jadikan Hamba Selamat Dunia dan Akhirat  

Terdapat perkara yang membawa keselamatan dunia dan akhirat

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi ibadah selamat dunia dan akhirat. Terdapat perkara yang membawa keselamatan dunia dan akhirat
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Ilustrasi ibadah selamat dunia dan akhirat. Terdapat perkara yang membawa keselamatan dunia dan akhirat

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap amal yang dikerjakan seorang hamba ketika hidup dunia akan menentukan kehidupannya di akhirat. Islam telah memberi tuntutan agar pemeluknya itu bisa selamat dalam menjalani kehidupan di dunia dan juga selamat di akhirat. 

Pakar tafsir yang juga anggota Dewan Pakar Pusat Studi Alquran Jakarta, KH Muhammad Arifin menjelaskan para ulama memetakan beberapa hal yang bisa membuat seorang hamba selamat dunia dan akhirat.

Baca Juga

Ini sebagaimana tertulis dalam kitab Nashaih al-Ibad karya Syekh Imam Nawawi al-Bantani. Dalam kitab tersebut dijelaskan ada setidaknya enam perkara yang bisa selamatkan di dunia dan akhirat yaitu : 

مَنْ لَمْ يَخْشَ اللهَ لَمْ يَنْجُ مِنْ زَلَةِ اللِّسَانِ

"Barangsiapa yang tidak takut kepada Allah, maka ia tidak akan selamat dari tergelincirnya lisan (kesalahan berbicara),"

Kiai Arifin mengatakan setiap orang memiliki kemungkinan untuk berbuat salah. Termasuk kemungkinan salah dalam berbicara. 

Akan tetapi yang dimaksud zalatil lisaan sebagaimana keterangan di atas adalah kesalahan berbicara yang fatal, menyakiti, atau pun tidak pantas. 

Semisal berkata kasar terhadap orang tua, memaki-maki, melakukan perundungan pada orang lain, membunuh karakter orang lain dengan informasi negatif dan sebagainya. 

Maka perbuatan-perbuatan tersebut dilakukan seseorang karena tidak memiliki ketakutan kepada Allah SWT. Sebab menurutnya orang yang sudah memiliki rasa takut pada Allah SWT, dalam setiap langkahnya akan dipertimbangkan baik dan buruk. 

Kiai Arifin mencontohkan banyak anak yang merasa merasa sukses dalam pendidikan atau kariernya lalu berkata kasar kepada orang tuanya. Sejatinya anak tersebut tidak memiliki rasa takut kepada Allah SWT. Dan karena itu pula anak tersebut tidak akan selamat di dunia dan di akhirat. 

"Takut kepada Allah SWT itu modal utama. Jadi kalau kita sudah punya rasa takut pada Allah SWT kita akan berpikir berkali kali ketika mau bicara. Tentu saja pada zaman kita ini, zalatil lsian tidak hanya bicara tetapi juga dalam tulisan. Seperti pesan singkat di grup misalnya (media sosial)," kata kiai Arifin dalam kajian kitab Nashaih al-Ibad di Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran Jakarta pada Rabu (9/3/2022). Selain itu dituliskan dalam kitab Nashaih al-Ibad: 

وَمَنْ لَمْ يَخْشَ قُدُوْمَهُ عَلَى اللهِ لَمْ يَنْجُ قَلْبُهُ مِنَ اْلحَرَامِ وَالشُّبُهَةِ "Orang yang tidak takut bertemu dengan Allah (pada hari kiamat), maka hatinya tidak akan terhindar dari (perkara) haram dan syubhat," 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement