REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejarah hidup Nabi Muhammad SAW banyak dituliskan di dalam kitab-kitab sirah dalam sudut pandang yang beragam. Mulai dari potret dakwah Nabi SAW, kebijaksanaan Nabi SAW dalam bidang ekonomi, kepemimpinan, hingga rumah tangga.

Hal itu banyak dijabarkan oleh para penulis sirah. Siapa sajakah penulis-penulis sirah Nabi? 

Dinukilkan dari kitab Tahdzib Sirah Ibnu Hisyam disebutkan beberapa tokoh sejarah yang menulis sirah Nabi Muhammad SAW. Tokoh-tokoh sejarah yang pertama kali menulis sirah adalah Urwah bin Zubair bin Al-Awwam (wafat pada tahun 92 Hijriyah).

Kemudian ada Abban bin Usman (wafat pada tahun 105 Hijriyah), Wahab bin Munabbih (wafat pada tahun 110 Hijriyah), Syurahbil bin Sa’ad (wafat pada tahun 123 Hijriyah), Ibnu Syihab Az-Zuhri (wafat pada tahun 124 Hijriyah), dan Abdullah bin Abi Bakar bin Hazm (wafat pada tahun 135 Hijriyah).

Sayangnya, buku-buku mereka hilang tak berbekas, tak tersisa kecuali potongan-potongan riwayat yang tersebar dalam buku-buku tarikh, seperti Tarikh Ath-Thabari. 

Seperti halnya kitab-kitab sirah yang ditulis oleh Wahab bin Munabbih, beberapa bagiannya masih tersimpan rapi di Kota Heidelburg Jerman.

Kemudian muncullah penulis-penulis lainnya, yang paling populer adalah Musa bin Uqbah (wafat pada tahun 141 Hijriyah), Ma’mar bin Rasyid (wafat pada tahun 105 Hijriyah), dan Muhammad bin Ishaq (wafat pada tahun 152 Hijriyah).

Setelah mereka pula muncul Ziyad Al-Bakkai (wafat pada tahun 183 Hijriyah), Al-Waqidi yang banyak menulis sejarah peperangan (wafat pada tahun 207 Hijriyah), Ibnu Hisyam (wafat pada tahun 218 Hijriyah), dan Muhammad bin Sa’ad yang menulis kitab Ath-Thabaqat (wafat pada tahun 230 Hijriyah).   

Ikuti Whatsapp Channel Republika