Kamis 10 Mar 2022 15:38 WIB

Menlu Retno Lanjutkan Mandat Ketua Bersama Covax Facility

Menlu akan kembali mendorong akses vaksin yang setara

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi akan kembali mengemban amanah menjadi ketua bersama atau co chair Covax Facility Advanced Market Commitment (AMC) Engagement Group (EG) periode Januari 2022 hingga Desember 2022.
Foto: AP/Jose Luis Magana
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi akan kembali mengemban amanah menjadi ketua bersama atau co chair Covax Facility Advanced Market Commitment (AMC) Engagement Group (EG) periode Januari 2022 hingga Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi akan kembali mengemban amanah menjadi ketua bersama atau co chair Covax Facility Advanced Market Commitment (AMC) Engagement Group (EG) periode Januari 2022 hingga Desember 2022. Sejak dibentuk Covax sebagai kerja sama vaksin multilateral, Menlu Retno menjadi co chair bersama dengan Menteri Pembangunan Internasional Kanada Karina Gould dan Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadesse periode Januari 2021 hingga Desember 2022.

"Sebagai refleksi kepercayaan dunia terhadap kapasitas Indonesia dalam penanganan Covid-19, Menlu Retno akan melanjutkan tugas sebagai co chair Covax AMC EG periode Januari 2022-Desember 2022," ujar Sekretaris Bidang Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) Kementerian Luar Negeri RI, Lintang Paramitasari dalam pertemuan media secara virtual, Kamis (10/3/2022).

Baca Juga

Lintang mengatakan, amanah ini akan terus diupayakan Retno untuk terus mendorong tiga agenda utama. Di antaranya yakni, proses yang inklusif dan transparan dalam Covax AMC, memastikan pengiriman vaksin yang lancar dan juga tepat waktu, serta penguatan solidaritas dan kerja sama internasional.

"Dengan meneruskan mandat co chair Covax ini Menlu akan kembali mendorong akses vaksin yang setara baik bagi indonesia dan negara-negara lain," ujarnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) membentuk Covax untuk bisa mendapatkan akses vaksin secara aman, efektif, dan merata. Retno Marsudi menyampaikan bahwa sejak COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi, Indonesia telah aktif menjalin kerja sama internasional dan multilateral termasuk melalui WHO Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator COVAX Facility, dalam rangka mengupayakan kemudahan akses, keamanan dan harga vaksin yang terjangkau.

Indonesia masuk kategori Advanced Market Commitment (AMC) pada COVAX Facility. Dengan masuknya Indonesia pada Covax Facility, maka Indonesia mendapatkan jaminan akses terhadap vaksin Covid-19 yang terjangkau dan berkualitas.

Sementara itu hingga kini Kemenlu RI dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya terus melaksanakan diplomasi vaksin untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri baik untuk vaksin lengkap dua dosisi maupun vaksin penguat atau booster Covid-19.

Lintang mencatat, pada 4 Maret, Indonesia menerima vaksin Pfizer melalui mekanisme dose sharing Covax dari Amerika Serikat. Tercatat 349.955.000 dosis vaksin. Maka dengan penerimaan tersebut hingga 10 maret jumlah vaksin yang diterima Indonesia mencapai 503.550.555 dosis vaksin. "Jumlah tersebut bisa memenuhi 93,2 persen dari total kebutuhan vaksin dua dosis bagi populasi RI," kata Lintang.

Sementara itu dia juga mencatat masih akan ada komitmen vaksin yang akan datang. Pada 11 Maret mendatang AS juga akan mengirimkan vaksinnya melalui mekanisme dose sharing Covax berupa vaksin Moderna sebesar 2.880.000 dosis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement