Kamis 10 Mar 2022 16:42 WIB

Turis Rusia di Bali tidak Dapat Menarik Uang Tunai

Sanksi Barat ini berdampak pada warga Rusia yang berada di luar negeri.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Fuji Pratiwi
Wisatawan mancanegara tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Senin (7/3/2022). Turis Rusia yang sedang berlibur di Indonesia mulai kehabisan uang tunai.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan mancanegara tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Senin (7/3/2022). Turis Rusia yang sedang berlibur di Indonesia mulai kehabisan uang tunai.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Turis Rusia yang sedang berlibur di Indonesia mulai kehabisan uang tunai. Salah satunya Konstantin Ivanov (27 tahun) yang tidak bisa menarik uang tunai dari ATM.

Ivanov sedang berlibur di Bali, dan hendak menarik uang tunai dari mesin ATM. Namun transaksinya diblokir. Kini, dia kekurangan uang tunai untuk bertahan hidup di Pulau Dewata itu. 

Baca Juga

"Ini telah menciptakan masalah besar bagi kami. Kami benar-benar kehilangan uang tunia, sepertinya mereka telah dibekukan dan kami tidak dapat menggunakannya sama sekali di sini," kata Ivanov.

Ivanov mulai berpikir untuk mencari pekerjaan di Indonesia agar mendapatkan uang tunai. Negara Barat menjatuhkan sanksi terhadap bank-bank Rusia, karena invasi ke Ukraina. Sanksi ini berdampak pada warga Rusia yang berada di luar negeri. Mereka terpaksa mencari segala cara agar bisa mendapatkan uang tunai untuk bertahan hidup. Salah satunya beralih ke transaksi kripto.

Bali adalah tujuan liburan populer bagi turis Rusia. Ribuan turis Rusia berlibur ke Bali sebelum pandemi Covid-19. Termasuk setelah pemerintah Indonesia kembali membuka pintu bagi wisatawan asing tahun lalu. Sekitar 1.150 orang Rusia masuk ke Indonesia pada Januari 2022.

Manajer sebuah kafe lokal di Bali, Rifki Saldi Yanto, mengatakan, ada penurunan pelanggan Rusia dalam beberapa hari terakhir. Sebagian besar pelanggan Rusia membayar dengan uang tunai daripada kartu kredit.

Kedutaan Rusia di Jakarta mengatakan, pihaknya memberikan informasi dan bantuan kepada setiap warga negara yang menghadapi masalah. Juru bicara kedutaan, Denis Tetiushin, mengatakan, Bank Pochta Rusia menawarkan kartu virtual menggunakan sistem UnionPay China, bukan Visa atau Mastercard.  

"Ini gratis dan orang dapat membukanya di mana pun mereka berada," kata Tetiushin.

Sementara itu lebih dari 7.000 turis Rusia terdampar di Thailand. Mereka tidak bisa pulang karena pembatalan penerbangan, dan masalah pembayaran.  Sistem pembayaran internasional SWIFT telah mengeluarkan beberapa bank Rusia dari jaringannya. Sementara Visa dan Mastercard memblokir penggunaan kartu yang dikeluarkan oleh bank Rusia di luar negeri.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement