Kamis 10 Mar 2022 18:06 WIB

 Kemenag Minta Jamaah Shalat Berjamaah Tetap Patuhi Prokes

Prokes yang selama ini telah berjalan diminta untuk selalu dijaga.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Sholat berjamaah(Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Sholat berjamaah(Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin, meminta jamaah shalat berjamaah tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). Hal ini disampaikan seiring imbauan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyebut shaf shalat berjamaah sudah boleh dirapatkan.

"Kami belum mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait hal itu. Tetapi kita harus menyadari virus Covid-19 masih ada di sekitar kita, sehingga kita harus selalu waspada," ujar dia saat dihubungi Republika, Kamis (10/3).

Baca Juga

Kamaruddin pun mengajak umat Muslim di Indonesia agar tudak melepas maskernya, baik di luar maupun di dalam masjid. Prokes yang selama ini telah berjalan diminta untuk selalu dijaga.

Sebelumnya, Ketua Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh menyatakan Indonesia saat ini tengah melakukan beberapa pelonggaran, sebagai bentuk tindak lanjut atas kondisi wabah yang sudah menunjukkan tren menurun. Karena itu, aktivitas ibadah sholat jamaah juga dapat dilaksanakan dengan merapatkan shaf, tanpa berjarak.

"Fatwa tentang kebolehan perenggangan shaf ketika sholat, itu merupakan rukhshah atau dispensasi karena ada udzur mencegah penularan wabah. Dengan melandainya kasus serta adanya pelonggaran aktifitas sosial, termasuk aturan jaga jarak di dalam aktifitas publik, maka udzur yang menjadi dasar adanya dispensasi sudah hilang," ucapnya kepada wartawan, Rabu (9/3) kemarin.

Berdasarkan hal di atas, ia menyebut shalat jamaah kembali pada aturan semula, dirapatkan. Merapatkan shaf saat berjamaah dilakukan dengan tetap menjaga kesehatan. Lebih lanjut Niam menjelaskan, demikian juga aktivitas pengajian di masjid dan perkantoran dapat kembali dilaksanakan dengan tetap disiplin menjaga kesehataan.

Untuk itu, umat Islam diminta mengoptimalkan persiapan pelaksanaan ibadah Ramadhan dengan khusyu dan semarak, tetapi tetap disiplin dalam menjaga kesehatan. "Sebentar lagi kita akan memasuki Ramadhan, untuk itu umat Islam perlu mempersiapkan diri lahir batin sebaik-baiknya," lanjutnya.

Ramadhan disebut sebagai momentum untuk meningkatkan ibadah dan syiar keagamaan serta membangun solidaritas sosial. Ia mengajak setiap umat Muslim untuk mengoptimalkan syiar, tetapi tetap waspada dan disiplin menjaga kesehatan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement