REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- YouTube dan Google Play store Alphabet menangguhkan semua layanan berbasis pembayaran di Rusia, termasuk langganan. Tindakan tersebut menanggapi konflik yang tengah terjadi dan sanksi Barat mulai menimbulkan efek perbankan di Rusia.
Belum lama ini, Google dan YouTube berhenti menjual iklan daring di Rusia menyusul tindakan serupa oleh Twitter dan Snap setelah invasi Rusia ke Ukraina. “Sebagai tindak lanjut, kami sekarang memperpanjang penangguhan ini ke semua fitur monetisasi kami, termasuk YouTube Premium, Channel Membership, Super Chat, dan Merchandise untuk pelanggan di Rusia," kata YouTube dalam sebuah pernyataan, dikutip Kamis (10/3/2022).
Channel YouTube di Rusia masih dapat memperoleh pendapatan dari penonton di luar Rusia melalui iklan dan fitur berbayar, termasuk Super Chat dan penjualan merchandise. Selain itu, menurut situs web dukungan perusahaan, aplikasi gratis di Google Play juga tetap tersedia di Rusia.
Selain tanggapan dari perusahaan teknologi, pemerintah Rusia juga mulai bertindak. Belum lama ini, Rusia mulai menindak platform media sosial dan media asing.
Sejauh ini, Rusia telah memblokir Facebook, membatasi akses ke Twitter, dan melarang akses ke situs berita BBC. Agen Komunikasi Rusia Roskomnadzor menyerukan TikTok karena menghapus konten yang didukung negara daril platformnya.
Kemudian TikTok mengumumkan rencana untuk menambahkan label ke beberapa media yang dikendalikan negara dan dilaporkan telah mempersulit pengguna untuk mengakses media pemerintah Rusia sejalan dengan langkah dari Facebook, YouTube, dan media sosial lainnya.
“Kami akan terus mengevaluasi keadaan yang berkembang di Rusia untuk menentukan kapan kami dapat melanjutkan layanan kami sepenuhnya dengan keselamatan sebagai prioritas utama kami,” kata TikTok.