REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Iran telah memiliki sejarah panjang dalam hubungan bilateral kedua negara. Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menyebutkan, hubungan kedua negara akan terus diperkuat di berbagai sektor.
Fadli mengatakan, kedua negara tengah mengidentifikasi sejumlah potensi ekonomi termasuk tarif perdagangan, investasi, prospek lain dan promosi mutual product knowledge untuk mengidentifikasi dan menyelaraskan potensi di pasar masing-masing.
"Indonesia mengutamakan kesejahteraan nasional melalui kegiatan ekonomi/perdagangan sehingga diplomasi diprioritaskan terutama pada perdagangan dan ekonomi," terang Fadli saat pertemuan BKSAP DPR RI dengan Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohamad Azad, di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (10/3/2022).
Mengingat, terdapat potensi bagi perdagangan kedua negara dan perlu disikapi agar volume perdagangan terus meningkat. Sementara itu, sambil menyesuaikan diri dengan pandemi, kerja sama di bidang kesehatan turut menjadi salah satu prioritas utama hubungan Indonesia-Iran.
Selain itu, Fadli juga menyoroti upaya diplomasi parlemen kedua negara. "Kami berpandangan bahwa diplomasi parlemen sangat strategis untuk mendukung kerja sama Indonesia dan Iran," sebut Fadli.
Terlebih kedua parlemen merupakan pendiri Parliamentary Union of the OIC Member (PUIC) atau persatuan parlemen se-Organisasi Kerjasama Islam (OKI). "Kami telah bekerja sama erat dengan Parlemen Iran melalui forum parlemen global seperti PUIC, IPU, dan APA. Kami telah berbagi kepentingan bersama khususnya untuk mendukung orang-orang Palestina dan manfaat umat Muslim," pungkas politisi Partai Gerindra itu.