REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Judha Nugraha mengatakan, sembilan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Chernihiv, Ukraina dalam kondisi aman. Wilayah tersebut telah mengalami pertempuran sehingga para WNI belum bisa dievakuasi seperti yang lainnya.
Kesembilan WNI saat ini masih berada di dalam pabrik tempat mereka bekerja. Berdasarkan pantauan dan komunikasinya dengan para WNI, Juhda mengatakan hingga kini mereka berlindung di pabrik tersebut dan terdapat bunker yang bisa menjadi tempat berlindung jika terjadi keadaan darurat.
"Sembilan WNI kita di Chernihiv, lokasi mereka berada di pabrik tempat mereka bekerja di pabrik plastik. Ada bunker di bawahnya jadi kalau ada sesuatu bisa berlindung di bunker," kata Judha dalam pengarahan media pekanan secara virtual, Kamis (10/3/2022).
Para WNI yang masih terjebak perang itu dikatakan dalam kondisi selamat dan aman. Mereka juga memiliki pasokan logistik dari pihak perusahaan. Kemenlu dan KBRI di Kiev masih belum bisa menjemput mereka untuk proses evakuasi. Hal ini disebabkan masih memanasnya pertempuran di kota Chernihiv.
Kendari begitu, lanjut Judha, komunikasi terus terjalin dengan para WNI yang berada di Chernihiv. "Kita setiap hari selalu menjalin komunikasi dengan mereka. Saat ini dalam kondisi aman, pasokan logistik aman. Tantangan di Chernihiv saat ini masih menjadi zona pertempuran," kata Judha.
Pihak KBRI Kiev sebelumnya sempat berupaya menjemput sembilan WNI di sana. Namun upaya tersebut gagal karena langkah koridor kemanusiaan (humanitarian corridor) yang dibuat Rusia tak berjalan efektif di lapangan.
"Demi keselamatan upaya tersebut ditunda terlebih dahulu. Proses evakuasi mereka akan terus diupayakan, terutama penciptaan humanitarian corridor yang efektif di lapangan," ujar Judha.
"Ibu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun terus mengupayakan penciptaan humanitarian corridor sehingga bisa dipatuhi oleh pihak-pihak di lapangan," jelasnya.