PKK Kudus Ikut Sosialisasikan Pencegahan Tengkes
Red: Muhammad Fakhruddin
PKK Kudus Ikut Sosialisasikan Pencegahan Tengkes (ilustrasi). | Foto: Republika/Mardiah
REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS -- Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ikut menyosialisasikan pencegahan kasus tengkes di daerah setempat, menyusul kasusnya belum mengalami penurunan.
"Hingga kini kasus 'stunting' (tengkes) di Kabupaten Kudus masih stagnan. Artinya, tidak ada peningkatan maupun penurunan kasus 'stunting' dalam kurun waktu terakhir," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kudus Mawar Hartopo di sela-sela kegiatan Supervisi Pelaksanaan Collecting Data Baseline Survey Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) Khusus Bayi Kecil di RSUD Loekmono Hadi Kudus, Kamis (10/3/2022).
Untuk itu, kata dia, perlu berbagai upaya pencegahan, di antaranya memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Informasi yang disampaikan diharapkan mendorong para ibu untuk mampu menyiapkan masa kehamilan dan kelahiran dengan memperhatikan asupan gizi.
Ia juga mendorong kepada ibu dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) untuk telaten dalam merawat anak yang merupakan titipan dari Tuhan. Mawar Hartopooptimistis bahwa setiap anak merupakan generasi penerus bangsa yang menjadi calon pemimpin di masa depan.
Untuk itu, sebagai orang tua wajib mempersiapkan masa depan tersebut dengan menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak. "Kami berharap buku KIA khusus yang dibagikan juga dibaca-baca. Rajin-rajin 'check up' ke posyandu setiap minggu guna memastikan kesehatan balitanya," ujarnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Aziz Achyar menyampaikan bahwa persoalan bayi BBLR mendapat perhatian khusus supaya cepat tertangani. Pasalnya bayi dengan berat badan rendah apabila menginjak usia dua tahun dan kondisinya masih sama dapat menjadi tengkes sehingga jika ada bayi BBLR diharapkan segera dirujuk ke RSUD untuk mendapat penanganan dokter spesialis.
"Jika sampai usia dua tahun tubuh tetap kecil di bawah standar bisa menjadi kekerdilan. Harapannya penanganan dari puskesmas bisa dirujuk ke RSUD Kudus, karena kami memiliki tiga dokter spesialis anak," ujarnya.
RSUD Kudus juga memiliki poliklinik tumbuh kembang anak untuk mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka kasus tengkes. Melalui poliklinik tumbuh kembang anak nantinya untuk memastikan tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya atau tidak karena bisa deteksi dini gangguan pertumbuhan, perkembangan, gangguan mental emosional, autis, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPHP) pada anak.