Kamis 10 Mar 2022 23:36 WIB

Pemberian Vaksin Covid-19 Lansia dan Dewasa, Apa Ada Bedanya?

Respons imun lansia yang terbentuk dari vaksin Covid-19 kemungkinan lebih rendah.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac kepada warga lanjut usia (lansia) di Alun-alun Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/2/2022). Baik dosis maupun efek samping pascavaksinasi pada lansia secara umum sama seperti pada orang yang berusia lebih muda.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac kepada warga lanjut usia (lansia) di Alun-alun Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/2/2022). Baik dosis maupun efek samping pascavaksinasi pada lansia secara umum sama seperti pada orang yang berusia lebih muda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Dr Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan proses pemberian vaksin Covid-19 untuk lansia sama dengan kelompok umur yang lain. Meskipun demikian, ada kemungkinan respons imun lansia terhadap vaksin berbeda dibandingkan dengan kelompok umur yang lain.

"Mungkin antibodi yang terbentuk itu agak lebih rendah dibandingkan dengan kelompok dewasa maupun anak-anak," kata Prof Sri dalam acara daring bertajuk "Mengapa Kelompok Rentan Perlu Segera Vaksin Covid-19?" yang diikuti di Jakarta, Kamis (10/3/2022) malam.

Baca Juga

 

Meski demikian, Prof Sri mengatakan, baik dosis maupun efek samping pascavaksinasi pada lansia secara umum sama seperti pada orang yang berusia lebih muda. Ia juga menjelaskan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada lansia pada umumnya sakit kepala, mual, lesu, atau demam ringan.

Terkait efek samping pada lansia ini, Prof Sri mengatakan belum tentu berasal dari vaksinasi yang dilakukan. Keluhan itu bisa juga akibat dari penyakit komorbid yang sudah diderita sebelumnya.

"Pada lansia ini kan, ya kita semakin tua kan banyak sistem-sistem organ yang sudah menurun sehingga banyak komorbidnya. Jadi penyakit penyertanya, nah di sini yang kadang-kadang menjadi rancu ya, ini karena memang penyakitnya atau karena vaksinnya," paparnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement