Bantul Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh dan Tatap Muka di Sekolah
Red: Muhammad Fakhruddin
Bantul Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh dan Tatap Muka di Sekolah (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selain akan menerapkan pembelajaran jarak jauh atau dalam jaringan (daring), juga pembelajaran tatap muka di sekolah selama kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, tidak ada kebijakan khusus untuk memperketat aktivitas ekonomi masyarakat meski masa PPKM Level 4 di Bantul, tetapi untuk aktivitas belajar di sekolah ada pengecualian, yaitu kembali menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Sektor pendidikan kenapa dibedakan, karena kalau anak-anak sekolah kan pertemuannya harian dan intensif, setiap hari, maka ini kita eliminir dengan kembali ke pembelajaran jarak jauh, walaupun tidak seratus persen," kata Bupati, Kamis (10/3/2022).
Dia mengatakan, aktivitas ekonomi ini harus jalan terus, agar pemulihan ekonomi di masyarakat tercapai, tetapi kegiatan pendidikan diselenggarakan secara daring terlebih dulu, dan sebagian dilakukan dengan tatap muka terbatas sesuai protokol kesehatan. "Pertemuannya begitu intensif dengan orang yang sama dalam ruangan, sehingga bidang pendidikan ini masih kita terapkan beberapa pengetatan, kita bagi pertemuan tatap muka dan jarak jauh, atau kombinasi, jadi tidak full (penuh) jarak jauh," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, Isdarmoko mengatakan, bahwa adanya PTM di sekolah akan sangat mendukung, membantu dalam persiapan anak-anak menghadapi proses evaluasi belajar, namun kalau dengan PJJ tentu hasilnya beda, karena akan dirasakan 'learning lost'."Makanya upaya yang kita lakukan adalah, yang pertama kami membuat kurikulum adaptif yang sudah kami siapkan sejak tahun lalu, kurikulum adaptif adalah kurikulum yang bisa beradaptasi dengan kondisi di masa darurat," katanya.
Dia mengatakan, upaya yang kedua adalah dengan pelatihan guru-guru khususnya dalam pembelajaran jarak jauh berbasis IT (teknologi informasi). "Ini harus disiapkan, karena tanpa persiapan dengan pelatihan, tentu guru-guru tidak siap untuk mengadakan PJJ berbasis IT," katanya.