REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Kepala Gerakan Islam (Islamic Movement) cabang utara di Israel, Syekh Raed Salah, mengatakan pada Rabu (9/3/2022) lalu bahwa rencana Yahudisasi Israel di Masjid Al Aqsa ditakdirkan akan gagal.
Menurutnya, pendudukan Israel akan segera berakhir karena Allah SWT menjanjikan Masjid Al Aqsa untuk umat Islam.
"Masjid Al Aqsa adalah salah satu hal yang permanen yang tidak dapat diubah dalam sejarah umat Islam, dan itu adalah janji Allah SWT dalam Alquran bahwa penindasan tidak dapat tumbuh di dalamnya, sehingga pendudukan akan segera berakhir," kata Salah, dilansir di Israel National News, Kamis (10/3/2022).
Salah mengklaim bahwa Israel terus berupaya untuk melaksanakan kedaulatan penuh atas Masjid Al Aqsa melalui peningkatan langkah-langkah Yudaisasi yang bertujuan untuk mendapatkan kendali atas situs tersebut.
Dia lantas memperingatkan terhadap kebijakan Israel di Yarusalem dan khususnya "pelanggaran/pembobolan" oleh orang-orang Yahudi ke Masjid Al Aqsa di bawah pengamanan polisi Israel, dan ibadah keagamaan di alun-alun masjid tersebut.
Ulama ini sebelumnya dipenjara karena tuduhan menghasut untuk terorisme dan menjalani hukuman 16 bulan penjara sebelum akhirnya dibebaskan pada Desember 2021 lalu.
Salah telah beberapa kali ditangkap oleh Israel di masa lalu atas tuduhan penghasutan. Dia menjalani hukuman penjara sembilan bulan setelah dinyatakan bersalah karena mendorong serangan kekerasan dan menghasut rasisme dalam sebuah khutbahnya pada 2007.
Sebelumnya, dia telah melabeli para pemimpin Israel sebagai 'teroris' dan 'musuh Allah' dalam pidatonya kepada umat Muslim di Be'er Sheva. Dia juga pernah dipenjara selama lima bulan pada 2010 karena meludahi seorang petugas polisi Israel.
Sementara itu, pemerintah Israel sendiri telah melarang Gerakan Islam cabang utara yang dipimpin Salah ini. Gerakan Islam ini dilarang Israel pada November 2015.