REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah menyerukan untuk memperluas situs peluncuran roket ruang angkasa. Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) menuduh Pyongyang meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru dalam dua tes belum lama ini.
Kim membuat pernyataan tersebut selama kunjungan ke Sohae Satellite Launching Ground yang telah digunakan untuk menempatkan satelit di orbit dan menguji berbagai teknologi rudal. Pengujian ini termasuk mesin roket statis dan kendaraan peluncuran luar angkasa. Menurut pejabat Korea Selatan dan AS, pengujian tersebut memerlukan teknologi serupa yang digunakan dalam ICBM.
Laporan kantor berita pemerintah Korea Utara KCNA, Kim memeriksa fasilitas dan memerintahkan modernisasi dan perluasannya. Permintaan ini untuk memastikan bahwa berbagai roket dapat diluncurkan untuk membawa satelit multiguna, termasuk satelit pengintai militer.
"Adalah tugas mulia ... untuk mengubah landasan peluncuran, yang terkait dengan impian dan ambisi besar negara kita untuk kekuatan luar angkasa, menjadi pangkalan ultramodern yang canggih dan garis awal penaklukan ruang angkasa untuk masa depan," kata Kim.
Laporan lain //KCNA// pada Kamis (10/3) menyatakan, bahwa Kim menyerukan untuk mengembangkan satelit pengintaian untuk mendapatkan informasi //real-time// tentang tindakan militer Amerika Serikat dan sekutunya. Pyongyang selama ini telah mengecam kerjasama latihan militer Seoul dan Washington yang dinilai sebagai latihan untuk invasi dan kebijakan bermusuhan.
Bertepatan dengan pernyataan Kim tersebut, Korea Selatan dan AS bersama-sama mengumumkan bahwa Korea Utara menggunakan ICBM baru dalam uji coba 27 Februari dan 5 Maret. Kemungkinan tindakna itu berniat untuk menembakkannya dengan menyamar meluncurkan kendaraan luar angkasa.
Pejabat Washington dan Seoul mengatakan sistem baru itu melibatkan media berkemampuan ICBM tetapi tidak menunjukkan jangkauan ICBM pada peluncuran Februari dan Maret. Peluncuran 5 Maret adalah uji senjata kesembilan Korea Utara tahun ini.
AS dan Korea Selatan sama-sama mengatakan sistem rudal yang dikenal sebagai Hwasong-17 diluncurkan pada parade militer Oktober 2020 di Pyongyang dan muncul kembali di pameran pertahanan pada Oktober 2021. Tes itu kemungkinan dimaksudkan untuk memeriksa elemen sistem sebelum peluncuran jarak penuh, yang berpotensi menyamar sebagai peluncuran luar angkasa yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Korea Utara secara historis menggunakan peluncuran luar angkasanya untuk mencoba menyembunyikan upaya kemajuan program ICBM-nya," kata pejabat AS yang mengetahui informasi tersebut.
Hwasong-17 adalah senjata jarak jauh Korea Utara yang pertama kali dipamerkan pada parade 2020. Senjata ini dibawa dengan kendaraan pengangkut dengan 11 axles, dengan beberapa analis menyebutnya sebagai "monster".