REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tahun 1915, sebuah kapal milik penjelajah Sir Ernest Shackleton hancur oleh es dan tenggelam. Kini, ilmuwan yakin telah menemukan bangkai kapal penjelajah Shackleton "Endurance" yang tenggelam itu.
Menurut Falklands Maritime Heritage Trust, kapal ditemukan lebih dari 3.000 meter di bawah permukaan Laut Weddell. Kapal itu sekarang terletak kira-kira 4 mil di selatan, lokasi yang dicatat oleh nakhodanya Frank Worsley, setelah lebih dari satu abad hancur oleh es dan hilang pada tahun 1915.
Bulan lalu, sebuah ekspedisi di atas kapal penelitian dan logistik kutub Afrika Selatan S.A. Agulhas II milik Departemen Kehutanan, Perikanan dan Lingkungan telah berangkat dari Cape Town di bawah komando Master, Capt. Knowledge Bengu.
Kendaraan pencari bawah air hibrida Sabertooth dari Saab digunakan. Bangkai kapal itu dilindungi sebagai situs dan monumen bersejarah di bawah Perjanjian Antartika. Rekaman mengungkap kapal berada dalam kondisi yang sangat baik, menurut Mensun Bound, direktur eksplorasi untuk ekspedisi "Endurance22".
This is by far the finest wooden shipwreck I have ever seen. It is upright, well proud of the seabed, intact, and in a brilliant state of preservation. You can even see “Endurance” arced across the stern. This is a milestone in polar history." - Mensun Bound pic.twitter.com/zMp3Lu03IN
— Endurance22 (@Endurance_22) March 9, 2022
"Ini adalah kapal karam kayu terbaik yang pernah saya lihat. Itu tegak, sangat bangga dengan dasar laut, utuh. Anda bahkan dapat melihat 'Endurance' melengkung di buritan," katanya.
Selama ekspedisi, para ilmuwan Endurance22 menyelesaikan ratusan jam penelitian terkait perubahan iklim, termasuk studi pergeseran es, kondisi cuaca Laut Weddell, pengukuran ketebalan es laut, dan pemetaan es laut dari luar angkasa.
Tim tersebut telah merekam film dokumenter observasional jangka panjang yang ditugaskan oleh National Geographic untuk mengudara akhir tahun ini sebagai bagian dari seri EXPLORER. Konten yang dibuat mencakup pengaturan ekspedisi, pelayaran, pencarian dan penemuan.
Pencarian kapal tersebut dilakukan 100 tahun setelah kematian Shackleton pada tahun 1922. Upaya Shackleton untuk menjadi orang pertama dalam melintasi Antartika melalui Kutub Selatan, yang ia coba dari tahun 1914 hingga 1916, gagal.
Namun di sisi lain, upayanya yang berhasil dalam mencari bantuan di stasiun perburuan paus Atlantik Selatan yang terpencil dan menyelamatkan krunya, dianggap sebagai pencapaian ketahanan yang heroik. Semua pria berhasil keluar hidup-hidup dan diselamatkan beberapa bulan kemudian.