REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan masih banyak tantangan yang berpotensi memberikan guncangan kepada upaya pemerintah menuju jalur pemulihan ekonomi dari krisis pandemi Covid-19.
"Pemulihan ekonomi bukanlah proses yang mulus dan mudah. Banyak tantangan yang bisa menimbulkan guncangan dalam jalur pemulihan," kata Sri Mulyani dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis Ke-46 Universitas Sebelas Maret di Solo, Jawa Tengah, yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (11/3/2022).
Sri Mulyani menilai sejauh ini Indonesia sudah mulai mengalami pemulihan dan sedang kembali ke dalam jalur menuju tujuan serta cita-cita pembangunan. Pemulihan mulai terjadi sebagai hasil dari upaya pemerintah dalam melakukan berbagai reformasi seperti reformasi struktural, reformasi fiskal hingga reformasi APBN.
Ia menyebutkan beberapa tantangan yang berpotensi mengguncang jalur pemulihan Indonesia meliputi adanya transisi pandemi menjadi endemi yang tidak merata di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, tantangan lainnya adalah terjadinya gejolak geopolitik yang menyebabkan kenaikan harga komoditas secara ekstrem serta adanya disrupsi rantai pasok global yang menciptakan tingginya tekanan inflasi global.
Ancaman perubahan iklim juga merupakan tantangan yang berpotensi mengguncang jalur pemulihan sehingga harus dijawab secara dini dan teliti baik dari sisi teknologi, kebijakan dan keuangan. Sri Mulyani pun memastikan pemerintah senantiasa menjaga kesehatan dan keandalan APBN yang merupakan instrumen penting untuk pembangunan dan menjaga Indonesia dari dampak krisis lebih dalam.
Upaya menjaga kesehatan APBN dilakukan agar instrumen ini terus mampu menjadi solusi dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan dan gejolak serta ancaman krisis yang berpotensi terjadi di masa depan."Reformasi APBN dan keuangan negara adalah keniscayaan dan kebutuhan," tegas Sri Mulyani.