Jumat 11 Mar 2022 13:20 WIB

Sebanyak 23 Ribu Stok Vaksin di Provinsi Bengkulu Terancam Kedaluwarsa

Pemprov Bengkulu harus menghabiskan 23 ribu vaksin dalam waktu tiga pekan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Covid-19 untuk disuntikan kepada warga di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (9/3/2022).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Covid-19 untuk disuntikan kepada warga di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (9/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu menyatakan, sebanyak 23 ribu vaksin jenis Sinovac dan Astrazaneca segera kedaluwarsa pada 31 Maret 2022. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni mengatakan, sekitar 23 ribu vaksin tersebut tersebar di seluruh wilayah di Provinsi Bengkulu.

"Jenis vaksin Astrazaneca dan Sinovac yang akan segera kedaluwarsa pada akhir Maret ini sebanyak 23 ribu dosis," kata Herwan di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Jumat (11/3/2022).

Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Provinsi Bengkulu dan pemerintah kabupaten/kota. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kembali vaksinasi yang kedaluwarsa di wilayah Bengkulu. Pasalnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu masih memiliki waktu selama tiga pekan untuk menghabiskan stok vaksin.

Menurut Herwan, saat ini stok vaksin di Provinsi Bengkulu sebanyak 127 ribu dari berbagai jenis, seperti Pfizer, Astrazaneca, Moderna, dan Sinovac. "Untuk stok vaksin di Provinsi Bengkulu saat ini terbatas sebab kami lebih mengutamakan stok di kabupaten dan kota," ujarnya.

Dia menyebut, capaian vaksinasi di Provinsi Bengkulu untuk dosis pertama telah mencapai 89,27 persen, dosis kedua 67,13 persen dan dosis ketiga sekitar 3,79 persen. Herwan mengatakan, pihaknya berupaya untuk segera mewujudkan capaian vaksinasi di Provinsi Bengkulu 100 persen pada April mendatang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement