Jumat 11 Mar 2022 13:57 WIB

Ridwan Kamil Minta PWNU Jabar Maksimalkan Digitalisasi dalam Berdakwah

Banyak anak muda sekarang mencari ilmu dari Youtube dan media sosial.

 Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, jika semua kalangan ulama dari Nahdlatul Ulama sudah memaksimalkan digitalisasi, maka jangkauan dakwahnya akan semakin banyak.
Foto: Rizal FS/Biro Adpim Jabar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, jika semua kalangan ulama dari Nahdlatul Ulama sudah memaksimalkan digitalisasi, maka jangkauan dakwahnya akan semakin banyak.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil memberikan masukan pada Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, agar sumber daya manusia di lembaga itu memaksimalkan digitalisasi saat melaksanakan dakwah kepada masyarakat. Pasalnya, banyak anak muda sekarang mencari ilmu dari Youtube dan media sosial.

"Masukan dari saya kepada PWNU Jawa Barat supaya memaksimalkan digital karena banyak istilah sekarang anak muda itu hijrah cari ilmunya di Youtube dan media sosial," kata Ridwan Kamil dalam keterangan persnya, Jumat (11/3/2022).

Kang Emil sapaan Ridwan Kamil mengatakan, jika semua kalangan ulama dari Nahdlatul Ulama sudah memaksimalkan digitalisasi, maka jangkauan dakwahnya akan semakin banyak. "Jika dengan fisik kita mendakwahi 1.000 per orang, dengan via digital kita bisa mendakwahi satu juta orang yang tidak hadir secara fisik," kata dia.

Pemaksimalan peran Nahdlatul Ulama baik pusat maupun daerah diharap bisa membantu Jawa Barat dari berbagai sektor, tak hanya terkait soal spiritual. Oleh karena itu dengan memaksimalkan eksistensi NU di masjid-masjid adalah upaya yang sangat baik

Kang Emil juga mengenalkan Program Kredit Mesra, yakni kredit yang sangat memudahkan bagi kaum duafa. "Umat Islam yang dhuafa cukup ke masjid, itu masjid yang bekerja sama dengan Bank BJB. Kita kasih pinjaman tanpa bunga. Kami berharap kaum dhuafa jangan menjauhi masjid, melainkan justru mendekati masjid," katanya.

Menurut dia, dari masjid selain ibadah ritual akidah, umat juga mendapatkan pertolongan ekonomi dari Pemda Provinsi Jawa Barat. Dia juga menjelaskan, tentang Program English for Ulama yang terinspirasi dari Gus Yahya yang rajin berdiplomasi.

"Saya pernah ditanya sewaktu menjadi Wali Kota Bandung, di Amerika itu mengapa kalau ada dialog agama selalu orang Arab saja yang diundang, Anda kan berangkat dari negara dengan agama Muslim terbesar di dunia," ujarnya.

Dari situ Kang Emil menyadari, bahwa kemampuan bahasa asing masih terbatas. Oleh karena itu ia mempunyai ide memberikan latihan Bahasa Inggris pada ulama-ulama muda.

"Di Jawa Barat lulusan terbaiknya setengahnya dari NU sudah kami kirim ke Inggris bertemu Wali Kota, DPR dan sebagainya," tuturnya.

Dia juga memberikan penjelasan mengenai tiga hal tentang bagaimana peran Nahdlatul Ulama di Jawa Barat. "Saya menitipkan tiga hal untuk Jawa Barat, di mana orang mencari ilmu? Pertama di pesantren-pesantren. Di sinilah peran Nahdlatul Ulama sangat luar biasa. Kedua, di tempat kajian yang sifatnya rutin, dan yang terakhir di masjid," kata Kang Emil.

Dia juga mengungkapkan mengenai masjid yang tersebar di Jabar berjumlah lebih dari 100 ribu. Artinya, Nahdlatul Ulama memiliki kesempatan besar untuk menarik hati seluruh umat Islam di Jabar dengan memaksimalkan dakwah di masjid, kompleks perumahan, maupun kantor.

Namun, dari banyaknya pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), dari kalangan Nahdlatul Ulama itu belum maksimal. "Itulah mengapa banyak isu-isu radikalisme muncul di wilayah-wilayah DKM," katanya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement