Jumat 11 Mar 2022 14:07 WIB

AS Secara Resmi Tetapkan Qatar Sebagai Sekutu Utama Non-NATO

AS tidak memberikan komitmen keamanan untuk Qatar.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden AS Joe Biden. Amerika Serikat (AS) pada Kamis (10/3/222) secara resmi menetapkan Qatar sebagai sekutu utama non-NATO.
Foto: EPA-EFE/CRAIG LASSIG
Presiden AS Joe Biden. Amerika Serikat (AS) pada Kamis (10/3/222) secara resmi menetapkan Qatar sebagai sekutu utama non-NATO.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pada Kamis (10/3/222) secara resmi menetapkan Qatar sebagai sekutu utama non-NATO. Dalam kunjungan ke Gedung Putih, Presiden Joe Biden mengatakan kepada Emir Qatar, Tamim bin Hamad al-Thani bahwa, AS akan menetapkan Qatar ke dalam kelompok negara-negara yang diberikan keuntungan pertahanan, perdagangan dan keamanan tertentu.

Tetapi AS tidak memberikan komitmen keamanan untuk Qatar. Washington telah melakukan pendekatan ke Qatar untuk mengamankan pasokan energi alternatif bagi Eropa. Langkah ini diambil setelah ketegangan dengan Rusia meningkat, dan Biden melarang impor minyak dari Rusia. Qatar juga mewakili kepentingan diplomatik AS di Afghanistan.

Baca Juga

"Tahun lalu kemitraan kami dengan Qatar telah menjadi pusat dari banyak kepentingan paling vital, diantaranya merelokasi puluhan ribu warga Afghanistan, menjaga stabilitas di Gaza dan memberikan bantuan penyelamatan jiwa kepada Palestina, menjaga tekanan pada ISIS dan mencegah ancaman di seluruh Timur Tengah," kata Biden dilansir Alarabiya, Jumat (11/3/2022).

Negara yang menjadi sekutu utama AS non-NATO lainnya antara lain Afghanistan, Argentina, Australia, Bahrain, Brasil, Mesir, Israel, Jepang, Yordania, Korea, Kuwait, Maroko, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Thailand, dan Tunisia. Taiwan diperlakukan sebagai sekutu utama non-NATO tetapi tanpa penetapan secara formal.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement