REPUBLIKA.CO.ID, SELHURST -- Kemenangan Real Madrid atas Paris Saint-Germain (PSG) menunjukkan daya magis lapangan hijau. Sebelum peluit akhir berbunyi, segala sesuatu bisa diperjuangkan.
Madrid dan PSG bertemu pada perempat final Liga Champions musim 2021/2022. Tiga pekan lalu, Les Parisiens menang 1-0 dalam leg pertama di Parc des Princes. Raksasa Prancis itu di atas angin.
Selanjutnya pada leg kedua di Santiago Bernabeu, skuad polesan Mauricio Pochettino tersenyum lega dalam 45 menit awal. PSG sempat memimpin 1-0. Artinya, secara agregat, Les Rouge-et-Bleu unggul 2-0.
Situasi berbalik setelah jeda. Dalam 17 menit hattrick Karim Benzema menghancurkan kubu tamu. El Real menang 3-1.
Si Putih melaju berkat keunggulan agregat 3-2. Pelatih Crystal Palace, Patrick Viera, berharap timnya mendapat pelajaran dari situasi tersebut. Kebetulan, Palace bakal menjalani duel sulit.
The Eagles akan menghadapi Manchester City dalam lanjutan Liga Primer Inggris. Partai tersebut berlangsung di Selhurst Park Stadium, Selasa (15/3/2022) dini hari WIB. Di atas kertas tuan rumah berstatus underdog.
"Kami melihatnya di Liga Champions kemarin. Apa pun bisa terjadi dalam sepak bola," kata Vieira dikutip dari Football.London, Jumat (11/3/2022).
Ini dimulai dari internal tim sendiri. Vieira dan pasukannya harus percaya bisa meraih hasil positif. Setelahnya para jugador Palace perlu bekerja keras untuk menunjukkan potensi di lapangan.
Ia menyadari kualitas kelas wahid kubu tamu. Vieira menilai Man City salah satu tim terbaik di Eropa. The Eagles siap mengandalkan kolektivitas untuk meredam agresivitas lawan. "Kami harus tampil bagus untuk mengambil sesuatu di pertandingan ini," tegasnya.
Wilfried Zaha dan rekan-rekan pernah membuat kejutan pada pertemuan pertama antara kedua tim, di musim ini. The Glaziers menaklukkan Manchester Biru, 2-0 di Etihad, beberapa bulan lalu.