Jumat 11 Mar 2022 16:40 WIB

Dishub Bandung: Sistem Ganjil-Genap dan Penutupan Jalan Masih Berlaku

Dishub memastikan sistem ganjil genap dan penutupan jalan masih berlaku di Bandung.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas gabungan menghentikan kendaraan saat pemberlakuan ganjil genap di gerbang keluar Tol Soreang, Kabupaten Bandung, Ahad (13/2/2022). Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Bandung bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung kembali memberlakukan sistem ganjil genap di dua gerbang tol akses masuk Kabupaten Bandung saat akhir pekan. Pemberlakuan ganjil genap tersebut sebagai tindak lanjut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 Bandung Raya dalam menekan penyebaran serta mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bandung. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas gabungan menghentikan kendaraan saat pemberlakuan ganjil genap di gerbang keluar Tol Soreang, Kabupaten Bandung, Ahad (13/2/2022). Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Bandung bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung kembali memberlakukan sistem ganjil genap di dua gerbang tol akses masuk Kabupaten Bandung saat akhir pekan. Pemberlakuan ganjil genap tersebut sebagai tindak lanjut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 Bandung Raya dalam menekan penyebaran serta mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bandung. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah pusat mulai melakukan beragam uji coba relaksasi sebagai bagian dari sejumlah skenario dan peta jalan menuju transisi pandemi Covid-19 menjadi endemi.

Salah satunya adalah penghapusan syarat tes Covid-19 untuk perjalanan domestik dan pelonggaran pembatasan mobilitas dan jarak sosial. Pemerintah mengklaim kasus harian Covid-19 telah menunjukkan penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, khususnya di wilayah Jawa-Bali.

Baca Juga

Meski begitu, Kepala Bidang Pengendalian dan Ketertiban Transportasi (PDKT) Dishub Kota Bandung Asep Kuswara mengatakan, hingga saat ini Kota bandung masih menerapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level tiga, termasuk sistem ganjil genap.

“Masih tetap diberlakukan, sama seperti pekan lalu. sekarang saya juga sedang mengawasi ganjil genap di Gerbang Tol Pasteur,” kata Asep saat dihubungi Republika, Jumat (11/3/2022).

Selain sistem ganjil genap, aturan penutupan jalan, mulai pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB, di tiga ruas jalan yang dianggap berpotensi menjadi titik kerumunan, juga masih diberlakukan, tutur Asep. Tiga ruas jalan tersebut antara lain Jalan Lengkong Kecil, Jalan Asia Afrika, dan Jalan Dipatiukur.

“Penerapan masih sama seperti sebelumnya, walaupun ada pelonggaran tapi belum ada instruksi untuk menghentikan penutupan jalan maupun sistem ganjil genap,” tegas Asep.

Asep mengatakan Dishub Kota Bandung masih menunggu instruksi lanjutan terkait kelanjutan penerapan PPKM, termasuk sistem ganjil genap dan penutupan jalan. Jika pun pemerintah telah menginstruksikan pencabutan pembatasan, dia meminta seluruh masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Kalau ada instruksi pelonggaran atau pencabutan pembatasan, kita tetap harus jaga protokol kesehatan, jadi jangan mentang-mentang sudah dilonggarkan lantas jadi euforia. Mari kita tetap jaga jarak, terapkan prokes dengan disiplin untuk mengantisipasi lonjakan kasus,” imbaunya.

Berdasarkan Surat Edaran Satgas Covid-19 No 11 Tahun 2022, terhitung 8 Maret 2022, pengguna moda transportasi udara, laut dan darat untuk perjalanan dalam negeri tidak lagi diwajibkan menunjukkan hasil tes RT-PCT atau rapid test antigen negatif.

Aturan ini berlaku bagi mereka yang telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua atau dosis ketiga (booster). Khusus untuk PPDN dengan komorbid wajib melampirkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah yang menyatakan bahwa yang bersangkutan belum dan atau tidak dapat mengikuti vaksinasi Covid-19.

Sedangkan PPDN berusia di bawah enam tahun hanya diizinkan melakukan perjalanan jika didampingi oleh pendamping perjalanan. Sementara itu, untuk perjalanan rutin dengan moda transportasi darat menggunakan kendaraan pribadi atau umum, dan kereta api dalam satu wilayah/kawasan aglomerasi perkotaan dikecualikan dalam persyaratan perjalanan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement