Jumat 11 Mar 2022 16:46 WIB

Keputusan PTM di Kota Batu Masih Wait and See

Kota Batu belum putuskan jadwal PTM karena menunggu perkembangan kasus Covid-19.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bilal Ramadhan
Siswa mengikuti pelajaran mewarnai saat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 Persen hari pertama di SLB C Autis Jenjang SMA Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, Senin (10/1/2022). Pelaksanaan PTM 100 persen hari pertama di sekolah tersebut dibatasi hanya 30 menit setiap jam pelajaran dan difokuskan pada kurikulum Bina Diri serta Vokasi, sementara kegiatan ekstrakurikuler yang berpotensi menimbulkan kerumunan ditiadakan.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Siswa mengikuti pelajaran mewarnai saat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 Persen hari pertama di SLB C Autis Jenjang SMA Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, Senin (10/1/2022). Pelaksanaan PTM 100 persen hari pertama di sekolah tersebut dibatasi hanya 30 menit setiap jam pelajaran dan difokuskan pada kurikulum Bina Diri serta Vokasi, sementara kegiatan ekstrakurikuler yang berpotensi menimbulkan kerumunan ditiadakan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah daerah telah berencana melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali di lingkungan sekolah. Hal ini dilakukan mengingat tren kasus Covid-19 dinilai sudah melandai.

Kota Batu sendiri belum memutuskan jadwal PTM di lingkungan sekolah yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota (Pemkot) Batu. Saat ini Pemkot Batu masih harus menunggu perkembangan kasus Covid-19 dalam sepekan.

Baca Juga

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Batu, Eny Rachyuningsih mengatakan, pihaknya baru bisa menetapkan jadwal PTM setelah kondisi benar-benar kondusif. Dengan demikian, para pelajar di tingkat TK, SD maupun SMP bisa belajar secara luring kembali.

"Dan kami sekalian menunggu rekomendasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu untuk melakukan sekolah tatap muka,” kata Eny.

Menurut Eny, setiap sekolah di daerahnya telah memiliki fasilitas penunjang untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Dengan demikian, para pelajar bisa langsung masuk ke sekolah saat kegiatan PTM berlangsung. Selain itu, akan ada pembatasan pemberlakuan jam pelajaran untuk mencegah terjadinya kerumunan.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batu, Kartika Trisula dari menegaskan, Kota Batu sebenarnya memang sudah bisa melakukan PTM. Pasalnya, "kota wisata" tersebut sudah masuk zona kuning atau risiko rendah penyebaran Covid-19.

Namun pihaknya masih harus menunggu perkembangan kasus terlebih dahulu mengingat ada banyak persyaratan untuk bisa melakukan PTM. Meskipun Kota Batu sudah memasuki zona kuning, Kartika mendorong masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Sebab, status zona kuning yang ditetapkan bisa berubah sewaktu-waktu. Hal ini dapat terjadi apabila pengendalian penularan Covid-19 tidak terkontrol. Kartika meminta masyarakat tidak terlena dengan status zona kuning yang diperoleh saat ini.

Menurut dia, Kota Batu harus mampu menuju zona hijau. Dengan penetapan zona tersebut, maka bisa membantu anak-anak kembali melakukan aktivitas sekolah seperti biasanya.

Untuk diketahui, saat ini total kasus positif Covid-19 di Kota Batu telah mencapai 4.834 orang hingga 11 Maret 2022. Dari jumlah tersebut, 4.385 orang sembuh dan 285 orang meninggal. Sementara itu,164 orang masih dalam perawatan dan isolasi, baik di rumah maupun rumah sakit.

Sementara itu, capaian vaksinasi dosis pertama di Kota Batu telah mencapai 111,52 persen atau 183.934 orang hingga 10 Maret 2022. Kemudian untuk tingkat vaksinasi dosis kedua sebesar 98,06 persen atau 161.739 orang. Adapun cakupan vaksin dosis ketiga untuk Kota Batu telah mencapai 7,56 persen atau 12.469 orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement