REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan mahasiswa Papua ditangkap dan dibawa ke Polda Metro Jaya usai terlibat bentrok dengan aparat TNI-Polri di Kemendagri, Jumat (11/3/2022). Bentrokan itu terjadi usai aksi unjuk rasa menolak pemekaran Papua itu berujung ricuh.
Salah satu peserta aksi, Nico mengaku ada rekannya yang terluka akibat dipukul aparat. Setidaknya ada lima orang mengalami luka. Bahkan, ada rekannya seorang perempuan sampai tidak sadarkan diri.
"Ada kawan yang dipukuli di wajah sampai darah. Ada yang bajunya sampai robek. Lima orang terluka. Ada cewek dipukul sampai pingsan. Saat ini belum sadar," jelas Nico di Stadion Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (11/3/2022).
Menurut Nico, peserta aksi unjuk rasa menolak pemekaran provinsi Papua diikuti sekitar 104 mahasiswa Papua yang dibawa ke Polda Metro Jaya. Padahal, aksi unjuk rasa yang dilakukannya merupakan aksi damai. "Kami aksi damai menolak pemekaran Papua," kata Nico.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menyampaikan, jajarannya tidak ada yang melakukan tindak kekerasan pada saat mengamankan para pendemo. Kericuhan tersebut mengakibatkan seorang anggota polisi, Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Ferikson Tampubolon terluka di bagian kepala.
"Polisi tidak ada melakukan pemukulan terhadap para pendemo," kata Zulpan.