Jumat 11 Mar 2022 17:33 WIB

Dorong Green Economy, BI Serahkan Mesin Pencacah Sampah ke Kampung Laut

Sebelum ada bank sampah, pengumpulan sampah jadi hal sulit bagi warga.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas memasukkan sampah daun dan rerumputan ke dalam mesin pencacah sampah (ilustrasi). Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto memberikan bantuan sosial berupa mesin pencacah sampah kepada pengelola bank sampah
Foto: ANTARA/Mohamad Hamzah
Petugas memasukkan sampah daun dan rerumputan ke dalam mesin pencacah sampah (ilustrasi). Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto memberikan bantuan sosial berupa mesin pencacah sampah kepada pengelola bank sampah "Jaga Laut" di Desa Klaces, Kec. Kampung Laut, Kab. Cilacap.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Masalah sampah menjadi salah satu isu krusial saat ini. Terlebih lagi di wilayah terpencil dengan fasilitas pengumpulan dan pengolahan sampah yang kurang memadai.

Untuk itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto memberikan bantuan sosial berupa mesin pencacah sampah kepada pengelola bank sampah "Jaga Laut" di Desa Klaces, Kec. Kampung Laut, Kab. Cilacap.

Baca Juga

Pemberian mesin pencacah sampah ini untuk mendukung upaya desa yang termasuk dalam wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) dalam mengelola bank sampah yang baru saja berdiri pada Januari 2022.

Saat tiba di Kampung Laut, terlihat cukup banyak sampah yang berserakan di area pemukiman yang masih berupa rawa. Sebelum ada bank sampah, pengumpulan sampah memang menjadi hal yang cukup sulit bagi warga setempat, mengingat jarak tempuh ke darat yang cukup jauh.

Untuk diketahui, perjalanan dari Pelabuhan Penyeberangan Seleko diperlukan waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke Kampung Laut tersebut. Belum lagi, perjalanan di atas kapal kecil yang seringkali diterjang hujan selama perjalanan. Jarak untuk ke tempat mengolah sampah memang lebih dekat, tetapi akses melalui laut masih menjadi kendala untuk membawa tumpukan sampah.

"Biasanya harus ke Patimuan dulu kalau mau mengolah sampah, perjalanan sekitar 1,5 jam," ujar Ketua bank sampah "Jaga Laut", Teguh saat pemberian bantuan, Kamis (10/3/2022).

Dalam pengumpulan sampah, bank sampah ini akan melakukan jemput sampah ke rumah-rumah warga di Desa Klaces setiap satu minggu sekali. Ada sebanyak 553 KK yang ditargetkan dalam pengumpulan bank sampah ini.

Menurut Teguh, masyarakat sangat antusias dengan sistem menabung yang ditawarkan oleh bank sampah. Masing-masing KK yang memberikan sampahnya ke bank sampah akan masuk pembukuan yang uang hasil menabungnya bisa diambil setiap enam bulan atau satu tahun sekali.

Akan tetapi, bank sampah ini baru bisa berjalan setelah fasilitas penunjangnya sudah ada, yakni mesin pencacah plastik yang diberikan oleh BI Purwokerto sebagai bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

"Kalau sudah diolah kan harapannya harganya bisa lebih mahal," kata Teguh.

Kepala BI Purwokerto Rony Hartawan mengatakan, bahwa bantuan ini diharapkan dapat mendorong kesejahteraan masyarakat Kampung Laut melalui peningkatan ekonomi hijau.

"Nilai sampah yang tadinya lebih rendah ke pengepul, sekarang bisa jadi lebih tinggi nilainya. Itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara konkrit di lapangan," ujar Rony.

Selain bantuan sosial berupa mesin pencacah sampah, BI Purwokerto juga memberikan bantuan kepada SMAN 1 Kampung Laut berupa perangkat jaringan internet, laptop dan LCD. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement