REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Kustini Sri Purnomo memimpin apel kesiapsiagaan relawan dalam rangka mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi di lapangan Kantor Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan, Jumat (11/3/2022).
Apel siaga relawan ini adalah tindak lanjut dari peningkatan aktivitas Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan dalam rangka menekan risiko bencana erupsi Gunung Merapi.
Ia menyebutkan tidak hanya meninjau kesiapan para relawan saja, tapi juga memastikan sarana prasarana pengungsian dan tempat evakuasi bisa berfungsi dengan baik.
"Relawan, panewu (camat), kapolsek, semuanya, saya kira sudah siap semua. Kita menyiapkan barak-barak pengungsian yang kemarin belum maksimal kita mulai bersihkan kembali," katanya.
Ia juga mengapresiasi kesiapsiagaan para relawan di Kapanewon Cangkringan dan berharap bisa memotivasi masyarakat lain di Kabupaten Sleman dalam menjaga stabilitas, keamanan dan ketertiban wilayahnya masing-masing di Kabupaten Sleman.
"Kami harapkan masyarakat untuk selalu mengikuti dinamika informasi tentang kondisi Gunung Merapi, agar masyarakat tidak panik namun juga tidak abai," katanya.
Panewu Cangkringan Djaka Sumarsono mengatakan jumlah relawan di Kapanewon Cangkringan sebanyak sekitar 150 orang. "Para relawan tersebut berasal dari setiap kelurahan di Kapanewon Cangkringan," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan bahwa letusan Gunung Merapi kali ini bersifat efusif. "Berbeda dengan letusan ekplosif, letusan efusif tidak mengeluarkan ledakan magma, namun hanya meleleh," katanya.
Dengan begitu, muntahan awan panas ini tidak menyebar, namun meluncur melalui aliran Gendol sejauh 5 kilometer. Meski begitu, ia meminta warga tetap waspada demi menghindari risiko yang lebih besar lagi.
"Tapi apa pun, yang namanya awan panas jangan coba-coba. Kita harus penuhi SOP. Kalo ada bahaya, lebih baik menyingkir lebih dulu," katanya.