REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menganjurkan Ukraina untuk menghancurkan patogen-patogen dengan tingkat ancaman tinggi yang berada di laboratorium kesehatan masyarakat di negara tersebut. Hal itu guna menghindari potensi terjadinya “pelepasan” atau “kebocoran” akibat adanya serangan Rusia dan memicu penyebaran penyakit di antara penduduk.
“Sebagai bagian dari pekerjaan ini, WHO telah sangat merekomendasikan kepada Kementerian Kesehatan di Ukraina dan badan-badan lain yang bertanggung jawab untuk menghancurkan patogen ancaman tinggi untuk mencegah potensi tumpahan,” kata WHO dalam pernyataan kepada Reuters, Jumat (11/3/2022).
WHO tidak mengungkap kapan rekomendasi itu dibuat. Mereka tak menginformasikan secara spesifik tentang jenis patogen atau racun yang disimpan di laboratorium Ukraina. WHO tak menjawab pertanyaan tentang apakah rekomendasinya diikuti.
Pejabat Ukraina di Kiev belum memberikan komentar atas imbauan WHO tersebut. Seperti banyak negara lain, Ukraina memiliki laboratorium kesehatan masyarakat. Fasilitas itu digunakan untuk meneliti cara mengurangi ancaman penyakit berbahaya yang menyerang hewan dan manusia termasuk, yang terbaru, Covid-19.
Sebelumnya juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengklaim, pihaknya memiliki dokumen yang menunjukkan Kementerian Kesehatan Ukraina telah memerintahkan penghancuran sampel wabah, kolera, antraks, dan patogen lainnya. Perintah penghancuran dirilis sebelum Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
Zakharova mengungkapkan, dokumen yang digali pasukan Rusia di Ukraina memperlihatkan upaya darurat untuk menghapus bukti program biologis militer. Pentagon dituduh membiayai kegiatan tersebut. Amerika Serikat (AS) membantah tuduhan yang menyebutnya mengoperasikan laboratorium biologis-militer di Ukraina. “Tuduhan Rusia itu tak masuk akal, menggelikan,” kata juru bicara Pentagon John Kirby pada Rabu (9/3/2022). Namun dia menekankan, AS tak terpengaruh dengan tuduhan tersebut merupakan propaganda klasik Rusia.
Menanggapi tuduhan Rusia, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, Moskow menciptakan dalih palsu untuk membenarkan tindakan mengerikannya terhadap Ukraina. Sementara Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengungkapkan, Rusia adalah negara yang memiliki rekam jejak pengembangan senjata kimia.
“Rusialah yang memiliki rekam jejak panjang dan terdokumentasi dengan baik dalam menggunakan senjata kimia, termasuk dalam percobaan pembunuhan serta peracunan musuh-musuh politik (Presiden Rusia Vladimir) Putin seperti Alexey Navalny,” ujar Psaki.