REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — “Anak-anak yang terbunuh di Suriah atau Palestina muncul di benak saya ketika saya berdoa, yang saya rasakan hanyalah frustrasi. Kapan mereka akan mendapat kedamaian, seberapa berat lagi Tuhan akan menguji orang-orang itu, apa yang sedang Dia coba uji?” tanya seseorang.
Seorang konsultan muslim, Prof Shahul Hamid mengatakan, pertanyaan-pertanyaan itu lahir dari sebab mengikuti keserakahan atau nafsu semata. Mencoba menerka dan mencari jawaban berdasarkan ego sendiri.
“Untuk menjalani hidup dengan cara yang baik, Anda membutuhkan Bimbingan, yang berasal dari Tuhan. Jika Anda tidak memiliki agama, Anda mengikuti keserakahan atau nafsu Anda,” ujar Hamid dilansir dari About Islam, Jumat (11/3).
“Pola pikir di balik pertanyaan Anda, saya khawatir, adalah salah satu pesimisme tanpa harapan,” ungkapnya.
Hamid yang juga Presiden misi Islam Kerala, Calicut, India, mengatakan, sebagai seorang Muslim yang percaya dengan keberadaan Allah SWT sebagai Rabb (Penjaga dan Pelindung), harusnya dia tidak boleh pesimis.
“Mengapa Anda tidak melihat banyak tanda kemajuan dan kedamaian bersinar bahkan dari tengah kegelapan total?” tanya Hamid.