Sabtu 12 Mar 2022 06:15 WIB

Konflik Rusia-Ukraina Ancam Gangguan Akses Pangan ke Yaman

Invasi Rusia ke Ukraina kemungkinan dapat menyebabkan kenaikan harga pangan global.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Dua wanita dan seorang anak duduk di kasur yang disediakan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan Dewan Pengungsi Norwegia, di kota al-Jarahi, di provinsi pelabuhan Hodeidah, Yaman, 10 Februari 2022 (dikeluarkan 14 Februari 2022) . Komite Internasional Palang Merah (ICRC) memperingatkan bahwa, perang di Ukraina dapat mengurangi akses kebutuhan dasar warga Yaman.
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Dua wanita dan seorang anak duduk di kasur yang disediakan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan Dewan Pengungsi Norwegia, di kota al-Jarahi, di provinsi pelabuhan Hodeidah, Yaman, 10 Februari 2022 (dikeluarkan 14 Februari 2022) . Komite Internasional Palang Merah (ICRC) memperingatkan bahwa, perang di Ukraina dapat mengurangi akses kebutuhan dasar warga Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Komite Internasional Palang Merah (ICRC) memperingatkan bahwa, perang di Ukraina dapat mengurangi akses kebutuhan dasar warga Yaman. Invasi Rusia ke Ukraina kemungkinan dapat menyebabkan kenaikan harga pangan global.

"Tingkat kebutuhan pangan dan air sangat akut di Taiz dan daerah terdekat lainnya, ini sangat terpengaruh oleh kekerasan yang sedang berlangsung," kata ICRC, dilansir Middle East Monitor, Sabtu (12/3/2022).

ICRC memperingatkan bahwa, eskalasi konflik di Ukraina akan semakin mengurangi akses kebutuhan dasar rakyat Yaman. Selain itu, kemungkinan harga pangan akan meningkat, khususnya biji-bijian.

Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari. Operasi militer ini menyebabkan sejumlah negara menjatuhkan sanksi yang menggoyahkan perekonomian Rusia. 

Konflik Rusia-Ukraina membuat wilayah Timur Tengah khawatir akan kesulitan untuk mengakses gandum. Karena sebagian besar stok gandum mereka berasal dari Ukraina dan Rusia.

Situasi ini memperburuk keadaan yang sudah mengerikan di Yaman. Harga pangan di Yaman telah meroket akibat perang, dan blokade di pelabuhan utama Hudaydah oleh koalisi pimpinan Saudi.  Lebih dari setengah penduduk Yaman membutuhkan bantuan makanan.

Baca juga : NATO Ingin Hindari Perang Skala Penuh dengan Rusia

"Tingkat keparahan kebutuhan semakin dalam dari menit ke menit. Hari ini 14,3 juta orang sangat membutuhkan pangam, atau naik 27 persen dari tahun lalu. Ketika situasi kemanusiaan memburuk, pengurangan bantuan akan menjadi masalah serius bagi jutaan keluarga di seluruh Yaman,” ujar Kepala Delegasi ICRC di Yaman, Katharina Ritz.

Ritz memperingatkan bahwa, pengurangan pendanaan lebih lanjut  akan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat Yaman. Termasuk kemampuan lembaga kemanusiaan untuk memberikan bantuan yang berkelanjutan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement