Sabtu 12 Mar 2022 08:57 WIB

Berkaca dari Wabah di Masa Lalu, Bagaimana Covid-19 akan Berakhir?

Covid-19 diprediksi akan berakhir pada akhir tahun ini.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Covid-19 diprediksi akan berakhir pada akhir tahun ini.
Foto: www.wikimedia.com
Covid-19 diprediksi akan berakhir pada akhir tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua tahun setelah pandemi COVID-19, banyak negara telah melihat penurunan dramatis dalam infeksi, rawat inap, dan tingkat kematian dalam beberapa pekan terakhir, menandakan krisis tampaknya mereda. Tapi bagaimana itu akan berakhir? Insiden epidemi di masa lalu mungkin bisa memberikan petunjuk.

Erica Charters dari Oxford University mencoba menganalisa bagaimana perubahan dari pandemi ke epidemi di masa lalu, yang menurut dia, prosesnya panjang dan berlarut-larut. Pandemi global COVID-19 telah meningkat dan berkurang secara berbeda di berbagai belahan dunia, tapi di Amerika Serikat, setidaknya ada alasan untuk percaya bahwa akhir pandemi sudah dekat.

Baca Juga

Sekitar 65 persen orang Amerika sepenuhnya divaksinasi penuh, dan sekitar 29 persen di antara telah mendapat booster. Kasus telah menurun selama hampir dua bulan, dengan rata-rata harian AS turun sekitar 40 persen sepekan terakhir.

Rawat inap juga telah anjlok, turun hampir 30 persen. Mandat masker dicopot dan Presiden Joe Biden mengatakan sudah waktunya bagi orang untuk kembali bekerja di kantor atau menjalani kehidupan pra-pandemi

Tetapi pandemi ini penuh kejutan, berlangsung lebih dari dua tahun dan menyebabkan hampir 1 juta kematian di AS dan lebih dari 6 juta di seluruh dunia. Tingkat keparahannya telah mengejutkan, sebagian karena banyak orang mengambil pelajaran yang salah dari pandemi flu 2009-2010 yang ternyata tidak mematikan seperti yang ditakuti pada awalnya.

“Kami semua khawatir tetapi kemudian tidak ada yang terjadi (pada 2009), dan saya pikir itulah yang diharapkan ketika COVID-19 pertama kali muncul,” kata Kristin Heitman, seorang peneliti berbasis di Maryland yang bekerja sama dengan Charters seperti dilansir dari AP, Sabtu (12/3/2022).

Beberapa ahli menawarkan pengetahuan dari epidemi masa lalu yang dapat menginformasikan bagaimana akhir dari pandemi COVID-19 dapat terjadi.

 

1. Flu

Sebelum COVID-19, influenza dianggap sebagai agen pandemi paling mematikan. Sejarawan memperkirakan, pandemi flu 1918-1919 menewaskan 50 juta orang di seluruh dunia termasuk 675 ribu di AS, sementara pandemi flu lain pada tahun 1957-1958 menewaskan sekitar 116 ribu orang Amerika, dan lainnya pada tahun 1968 menewaskan 100 ribu lebih.

 

Flu baru pada tahun 2009 menyebabkan pandemi lain, tetapi tidak terlalu berbahaya bagi orang tua –kelompok yang cenderung paling banyak meninggal akibat flu dan komplikasinya. Pada akhirnya, kurang dari 13 ribu kematian di AS dikaitkan dengan pandemi itu.

WHO pada Agustus 2010 menyatakan flu telah pindah ke periode post-pandemi, yang kemudian berubah menjadi wabah musiman biasa. Dalam setiap kasus, pandemi menurun seiring berjalannya waktu, dan populasi telah membangun kekebalan. Dan menurut ahli, pola semacam itu mungkin juga akan terjadi dengan virus corona.

 

2. HIV

Pada tahun 1981, pejabat kesehatan AS melaporkan sekelompok kasus lesi kanker dan pneumonia pada pria gay yang sebelumnya sehat di California dan New York. Semakin banyak kasus mulai muncul, dan pada tahun berikutnya para pejabat menyebut penyakit AIDS, sebagai sindrom defisiensi imun

Para peneliti kemudian menentukan itu disebabkan oleh HIV (human immunodeficiency virus) yang melemahkan sistem kekebalan seseorang dengan menghancurkan sel-sel yang melawan penyakit dan infeksi. Selama bertahun-tahun, AIDS dianggap sebagai hukuman mati yang menakutkan, dan pada tahun 1994 menjadi penyebab utama kematian bagi orang Amerika berusia 25 hingga 44 tahun.

Tetapi perawatan yang tersedia pada 1990-an mengubahnya menjadi kondisi kronis yang dapat dikelola bagi kebanyakan orang Amerika. Perhatian dialihkan ke Afrika dan bagian lain dunia yang dianggap masih menghadapi keadaan darurat.

“Pandemi tidak berakhir dengan penyakit yang surut secara seragam di seluruh dunia. Bagaimana pandemi berakhir umumnya dengan menjadi banyak epidemi (regional),” kata Charters.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement