REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Alec Baldwin mengatakan dalam dokumen hukum, Jumat (11/3/2022), bahwa kontrak film Rust melindunginya dari tanggung jawab finansial dalam insiden penembakan yang menewaskan sinematografer film tersebut. Baldwin telah ditetapkan sebagai terdakwa dalam beberapa tuntutan hukum perdata termasuk satu dari suami Halyna Hutchins, yang terbunuh pada bulan Oktober ketika pistol yang digunakan aktor tersebut selama latihan menewaskan Halyna.
Selain jadi pemeran utama, Baldwin juga berperan sebagai produser dalam film itu. Dalam permintaan arbitrase terhadap sesama produser, Baldwin meminta penegakan klausul ganti rugi yang luas dalam kontraknya yang disebut pengacara melindunginya dari klaim finansial terkait produksi.
Baldwin mengatakan dia sedih dan prihatin atas insiden itu, tapi yakin dia tidak bertanggungjawab karena senjata yang diberikan kepadanya disebut cold, istilah dalam industri bahwa senjata itu aman dipakai. Dia mengatakan telah menarik hammer pistol, tapi tidak menarik pelatuknya.
Proses syuting Rust dilakukan di Nex Mexico. Otoritas di Santa Fe sedang menyelidiki insiden ini dan mengatakan masih ada kemungkinan adanya tuntutan pidana. Masih dipertanyakan mengapa ada peluru asli di lokasi syuting.
Dalam dokumen yang diajukan, pengacara mengatakan Baldwin memberikan masukan kreatif sebagai produser tetapi tidak mempekerjakan anggota kru, orang-orang yang bertanggung jawab untuk memastikan prosedur keamanan senjata diterapkan."Ini adalah contoh langka ketika sistem rusak, dan seseorang harus dianggap bersalah secara hukum atas konsekuensi yang tragis. Orang itu bukan Alec Baldwin."
Matthew Hutchins, suami sinematografer yang meninggal, berargumen dalam gugatannya bahwa Baldwin bertanggungjawab karena dia menembakkan pistol dan seharusnya memeriksa apakah senjata itu tidak berisi peluru tajam.