REPUBLIKA.CO.ID, LVIV -- Pasukan Rusia kembali menyusun kekuatan dan strategi untuk menduduki ibu kota Ukraina, Kiev. Sementara tank dan artileri menggempur tempat-tempat yang sudah dikepung.
Dalam serangan masa lalu di Suriah dan Chechnya, strategi Rusia adalah menghancurkan perlawanan bersenjata dengan serangan udara berkelanjutan dan penembakan yang meratakan pusat populasi. Serangan semacam itu telah memutus kota pelabuhan selatan Mariupol, dan nasib serupa bisa menunggu Kiev serta wilayah Ukraina lainnya jika perang berlanjut.
Pasukan Rusia telah berjuang lebih keras untuk melawan pasukan Ukraina yang gigih. Di lapangan, pasukan Kremlin mencoba untuk kembali mengumpulkan kekuatan serta mendapatkan momentum setelah mengalami kerugian besar, dan perlawanan keras selama dua minggu terakhir.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, Rusia sedang mencoba untuk mengatur ulang dan memposisikan kembali pasukannya, untuk operasi militer melawan Kiev. "Ini akan menjadi lebih buruk,” kata seorang analis perang di Royal United Services Institute, Nick Reynolds.
Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, dalam serangan multi-front di Kiev, dorongan Rusia dari timur laut tampaknya semakin maju. Unit tempur dipindahkan dari belakang saat pasukan mendekat kurang dari 20 mil atau sekitar 30 kilometer dari ibu kota Kiev.
Gambar satelit dari Maxar Technologies menangkap tembakan artileri di daerah pemukiman antara Rusia dan Kiev. Gambar-gambar dari Maxar Technologies menunjukkan kilatan moncong dan asap dari senjata besar, serta kawah tumbukan dan rumah yang terbakar di kota Moschun, di luar Kiev.
Di sebuah desa yang hancur di sebelah timur ibu kota, penduduk desa memanjat tembok yang roboh. Mereka menyisihkan potongan logam dari sisa-sisa aula biliar, restoran, dan biskop yang diledakkan oleh bom Rusia.
"Presiden Rusia Vladimir Putin menciptakan kekacauan ini, mengira dia akan bertanggung jawab di sini,” kata seorang warga, Ivan Merzyk yang berusia 62 tahun.
Setidaknya sampai saat ini, Rusia telah membuat kemajuan terbesar di kota-kota di timur dan selatan. Mereka juga terus berjuang di utara dan sekitar Kiev.
Pada Jumat (11/3/2022), Rusia mengatakan, mereka menggunakan senjata jarak jauh berpresisi tinggi untuk menyerang lapangan udara militer di Lutsk dan Ivano-Frankivsk di barat Ukraina. Serangan di Lutsk menewaskan empat prajurit Ukraina.
Serangan udara Rusia untuk pertama kalinya menargetkan Dnipro, yaitu pusat industri utama di timur dan kota terbesar keempat di Ukraina yang memiliki populasi 1 juta orang. Pejabat Ukraina mengatakan, satu orang tewas dalam serangan tersebut.
Baca juga : YouTube Blokir Saluran Media Pemerintah Rusia
Foto yang dirilis oleh badan darurat Ukraina, petugas pemadam kebakaran menyiram gedung yang terbakar. Sementara abu jatuh di puing-puing yang berlumuran darah.
Pejabat pertahanan AS mengatakan, pilot Rusia rata-rata melakukan 200 serangan mendadak dalam sehari. Sementara pasukan Ukraina melakukan lima hingga 10 serangan mendadak. Ukraina lebih fokus pada rudal permukaan-ke-udara, granat berpeluncur roket, dan drone untuk menyerang pesawat Rusia. AS juga mengatakan, Rusia telah meluncurkan hampir 810 rudal ke Ukraina.